KOMPAS.com - Chelsea di bawah kepelatihan Frank Lampard masih mencari jati diri.
Sebuah tim yang dipimpin pelatih minim jam terbang, bermaterikan beberapa pemain muda akademi, dipadukan pilar-pilar senior, adalah wujud Chelsea pada musim ini.
Nama-nama pemain muda seperti Tammy Abraham, Mason Mount, hingga Fikayo Tomori, bersinar terang dan mampu menjadi tulang punggung tim.
Ini merupakan hal baru bagi Chelsea sejak Roman Abramovich mengakuisisi klub pada 2003.
Baca juga: Frank Lampard: Billy Gilmour Mirip Paul Scholes
Sejak diakuisi pengusaha asal Rusia tersebut, Chelsea dikenal sebagai tim yang rajin mendatangkan pelatih dan pemain top, serta selalu "lapar" gelar setiap musimnya.
Namun, pada musim ini, hal itu terasa berbeda. Di bawah kepelatihan Lampard, Chelsea sekarang adalah tim yang sedang "membangun kembali".
Hal ini tentu berdampak pada performa tim. Di Liga Inggris, performa Chelsea masih angin-anginan, meski The Blues saat ini masih menduduki empat besar.
Di pentas Liga Champions, Chelsea butuh menang setidaknya empat gol di markas Bayern Muenchen untuk lolos ke babak perempat final.
Di Carabao Cup, Chelsea disingkirkan sang rival Manchester United.
Praktis, hanya Piala FA yang menjadi satu-satunya harapan Chelsea musim ini.
Pemain The Blues era 1968-1974 Alan Hudson mengatakan, Chelsea harus mendatangkan pemain besar pada musim depan agar kembali menjadi tim kompetitif.
Baca juga: Bahagia di Chelsea, Jorginho Belum Mau Reuni dengan Sarri di Juventus
Di samping Chelsea sudah dipastikan mendapatkan Hakim Ziyech dari Ajax Amsterdam.
"Masa depan Lampard tergantung pada perekrutan besar selanjutnya, karena dia mengandalkan pemain-pemain muda," ucap Hudson, dikutip Sport.es.
Sejauh ini, nama besar yang dihubungkan dengan Chelsea adalah Philippe Coutinho.
Kendati demikian, menurut Hudson, Lampard harus hati-hati terhadap Coutinho.
"Saya pikir ada sesuatu yang salah dengan Coutinho sejak dia meninggalkan Liverpool karena dulu dia sensasional," tutur Hudson.
"Bagi saya, performa Coutinho menurun seperti kasus Alexis Sanchez meninggalkan Arsenal," kata Hudson.
Sports.es menulis, Chelsea memiliki opsi menebus Coutinho dengan nilai transfer 90 juta euro, atau sekitar Rp 1,5 triliun. Adapun kontrak Coutinho di Barcelona berakhir pada Juni 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.