Jersey 'Dream Team' 1992 Milik Michael Jordan Terlelang Rp 3,3 Miliar

KOMPAS.com - Michael Jordan bisa dibilang atlet basket paling ikonik sepanjang masa.

Segala pernaik-pernik yang berhubungan dengan Jordan pasti menjadi perhatian publik, seperti jersey.

Salah satu jersey paling legendaris adalah yang dikenakan Jordan pada Olimpiade 1992 Barcelona atau era "Dream Team".

Beberapa hari lalu, jersey tersebut masuk bursa lelang dan telah mendapatkan penawaran tertinggi.

Baca juga: Pada Akhirnya, Gaji Scottie Pippen Lebih Besar dari Michael Jordan

Dilansir dari Antara News, Rabu (22/4/2020), jersey tersebut terlelang dengan harga mencapai 216.000 dolar AS (sekitar Rp 3,3 miliar) melalui Lembaga Rumah Lelang Robert Edwards.

Presiden Lembaga Rumah Lelang Robert Edwards, Brian Dwyer, mengatakan, penawaran tersebut merupakan yang tertinggi kedua.

Sebelumnya, jersey Jordan pada Olimpiade 1984 terjual dengan harga 274.000 (sekitar Rp 4,3 miliar).

"Michael Jordan bisa dibilang atlet paling ikonik sepanjang masa, terlebih dengan enam gelar NBA dan dua emas olimpiade yang pernah dimenanginya," kata Brian.

Baca juga: Ditonton 6 Juta Orang, Serial Dokumenter Michael Jordan The Last Dance Cetak Rekor

"Para kolektor pasti ingin memiliki jersey milik Michael Jordan dari Dream Team 1992 itu, tim basket terhebat yang pernah ada," Brian menambahkan.

Pada bagian kanan jersey "Dream Team" tersebut, Jordan menulis "Best Wishes/Michael Jordan".

Jersey legendaris itu pertama kali dibeli dalam sebuah acara lelang amal pada September 1992 dengan harga 17.500 dolar AS (sekitar Rp 269 juta).

Jordan tergabung dalam timnas basket Amerika Serikat yang meraih emas Olimpiade 1992 Barcelona.

Baca juga: Michael Jordan Kenang Kobe Bryant: Awalnya Menjengkelkan, Kemudian...

Tim tersebut dijuliki "Dream Team" karena beriksikan bintang-bintang NBA pada masanya.

Termasuk Jordan, "Dream Team" tersebut terdiri dari Magic Johnson, Larry Bird, Scottie Pippen, Karl Malone, Patrick Ewing, Charles Barkley, Clyde Drexler, John Stockon, David Robinson, dan Chris Mullin.