Lilies dinikahi Denny Trisyanto (32), mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dr Soetomo yang juga peanah nomor tradisional, pada 14 Maret 1988 atau tepatnya saat Lilies megikuti pelatnas di Jakarta.
"Lilies saya jemput ke Surabaya," tutur Denny yang ditemui Kompas di Surabaya.
Setelah nikah, penganten baru ini terpaksa pisah lagi.
Rindu dan segala macam bercampur baur. Lilies yang arek Jatim dan mahasiswa Fakultas Hukum Unair ini sempat goyah di nomor perorangan.
Waktu ia gagal masuk 24 besar, Lilies yang ditanya Kompas tidak mau memberikan tanggapan.
Yang meluncur hanya isak tangisnya saja. Tetapi, hari Jumat dan Sabtu petang, ia begitu tegar.
Tidak ada kabut yang menutupi wajahnya yang manis itu.
Kenapa Anda begitu yakin sekarang? "Wah ada-ada saja, saya dulu juga yakin, tap kalau hasilnya jelek kan bagaimana?" katanya.
Lilies memang tergolong pemanah yang memiliki prestasi baik.
Dalam tahun 1988 saja, dia menyabet peringkat pertama pada waktu tampil di Kejuaraan Panahan FITA STAR di Belanda dengan perlehan total 1276.
"Saya hanya berdoa kepada Tuhan agar dibantu dalam pertandingan semifinal dan final ini," kata Lilies yang belum lama berselang ditinggalkan ibunya itu.
Padahal, Lilies sebenarnya termasuk yang paling favorit. Ia yang murah senyum bersedia ditarik untuk diminta foto.
Gadis-gadis Korea yang berpakaian tradisional, tidak ketinggalan minta bergambar dengannya.
Bahkan, petugas keamanan yang biasanya enggan kompromi ikut juga ambil bagian.
Lilies mengatakan keyakinannya bakal menang sudah diramal sebelum bertolak ke Seoul oleh Ketua KONI Jawa Timur, Soewignyo.
Kala itu, Soewignyo yakin Lilies akan pulang ke Tanah Air dengan membawa medali.
Dan begitu ia benar memperoleh medali, perkataan Ketua KONI Jatim pun terngiang kembali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.