KOMPAS.com - Kapten Atalanta, Alejandro Gomez, mengungkapkan kesaksiannya terkait virus corona atau Covid-19 di Italia.
Gomez menyebut masyarakat Kota Bergamo yang menjadi basis klub Atalanta menjadi wilayah di Italia paling parah soal virus corona, banyak yang melawan anjuran pemerintah setempat.
Penduduk Kota Bergamo menggunakan segala cara untuk menghindari lockdown yang sudah diterapkan oleh pemerintah Italia.
Menurut dekrit pemerintah Negeri Pizza, penduduk dilarang keluar meski hanya untuk ke supermarket atau bekerja. Begitu juga sekadar jalan-jalan bersama anjingnya.
Baca juga: Marco Sportiello, Pemain Atalanta Pertama yang Positif Covid-19
Namun, Gomez mendapati arahan pemerintah tersebut diabaikan begitu saja.
"Tetap saja ada orang di jalan-jalan," ungkap Gomez dikutip Reuters.
"Ada yang keluar untuk berlari, ada yang pergi ke taman untuk sit-up, ada yang mengajak anjingnya jalan-jalan karena mereka bosan di rumah," ujar dia melanjutkan.
"Atau ada juga yang bohong agar bisa ke supermarket," tambah dia.
"Saya tak keluar untuk lari-lari sekalipun saya olahragawan dan itu tugas saya," tandas dia.
Sikap abai tersebut menjadikan Italia sebagai penyumbang korban meninggal dunia akibat virus corona tertinggi di dunia.
Baca juga: Italia Lockdown, Kapten Atalanta Heran Banyak Orang Nekat Keluar Rumah
Hingga Rabu (25/3/2020) malam, sebanyak 6.820 jiwa meninggal dunia karena Covid-19.
Bahkan pada Sabtu (21/3/2020), lonjakan angka kematian tertinggi di Italia mencapai 793 jiwa dalam satu hari.
Angka tersebut kemudian menurun menjadi 652 kasus pada Minggu dan 602 kasus pada hari Senin.
Namun, pada hari Selasa, kematian akibat wabah Covid-19 kembali meningkat menjadi 743 jiwa.
"Suatu hari, militer datang membawa peti-peti jenazah dan mengkremasi jenazah-jenazah itu di suatu tempat karena sudah tidak ada lagi ruang untuk dikuburkan di sini," kata sang kapten.
Baca juga: Fans Atalanta Sumbang Rp 650 Juta ke Rumah Sakit untuk Tangani Virus Corona
"Menyedihkan sekali. Setiap pagi saya bangun menonton berita dan selalu saja berita buruk," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.