Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GP Australia Batal, 1800 Ban Formula 1 Jadi Korban

Kompas.com - 15/03/2020, 16:20 WIB
Firzie A. Idris

Penulis

KOMPAS.com - Pembatalan pagelaran GP Australia membuat 1800 ban yang disiapkan untuk seri Kejuaraan Dunia Formula 1 2020 tersebut menjadi korban. Namun, ban-ban tersebut tak akan dibuang begitu saja.

GP Australia dibatalkan setelah tim-tim dan para pilot Formula 1 memaksa para bos Formula 1 untuk meniadakan event yang sedarinya berlangsung pada akhir pekan ini.

Keputusan ini tergolong telat karena baru datang pada Jumat (13/3/2020) pagi setelah seorang anggota tim McLaren positif terpapar virus corona.

Bahkan, pemberitahuan resmi baru datang delapan jam kemudian. Pada saat itu, Sebastian Vettel (Ferrari) dan Kimi Raikkonen (Alfa Romeo) telah terbang ke rumah mereka masing-masing.

Baca juga: Resmi, Formula 1 GP Australia Dibatalkan

McLaren lalu mengatakan bahwa 14 anggota tim lain harus ditaruh di karantina di hotel mereka untuk 14 hari ke depan karena melakukan kontak intens dengan pegawai tersebut.

Perusahaan pemasok ban ke Formula 1, Pirelli, terpaksa mencari kegunaan lain untuk ribuan ban yang telah mereka produksi hanya untuk seri GP Australia.

Sebanyak 1800 ban yang belum dimuat ke velg telah tiba di Bahrain dan Vietnam sebelum muncul kabar bahwa kedua seri tersebut ditunda.

Kini, ban-ban tersebut akan menunggu di dua negara itu untuk menunggu perkembangan situasi.

Secara prosedur, Pirelli melepas ban dari velg untuk seri-seri yang membutuhkan transportasi udara karena kewajiban untuk menerbangkan velg jatuh ke masing-masing tim.

Di Eropa, ban-ban yang telah dipasang ke velg dapat dipindahkan lewat jalan transportasi darat.

Baca juga: Valentino Rossi Jadi yang Pertama soal Virus Corona di Italia

"Kami telah selesai menyiapkan ban pada Kamis sore, kemudian kami harus batalkan semua," tutur bos Pirelli, Mario Isola, kepada Motorsport.com di Melbourne.

"Ban-ban untuk seri Bahrain dan Vietnam telah ada di lokasi. Namun, itu bukan masalah. Kami menggunakan transport laut bagi kebanyakan ban dan mereka berada di kontainer yang ada pengaturan suhu," tuturnya.

"Ini sama saja seperti di gudang. Jika ada perubahan di kalendar kami siap menggunakan mereka."

Ia mengungkapkan, masalah ada pada ban-ban yang telah dipasang ke velg karena tak mungkin lagi untuk dilepas.

Hal ini karena tekanan dari aksi pasang-lepas akan berpotensi membuat karet ban rusak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com