KOMPAS.com - Pembatalan pagelaran GP Australia membuat 1800 ban yang disiapkan untuk seri Kejuaraan Dunia Formula 1 2020 tersebut menjadi korban. Namun, ban-ban tersebut tak akan dibuang begitu saja.
GP Australia dibatalkan setelah tim-tim dan para pilot Formula 1 memaksa para bos Formula 1 untuk meniadakan event yang sedarinya berlangsung pada akhir pekan ini.
Keputusan ini tergolong telat karena baru datang pada Jumat (13/3/2020) pagi setelah seorang anggota tim McLaren positif terpapar virus corona.
Bahkan, pemberitahuan resmi baru datang delapan jam kemudian. Pada saat itu, Sebastian Vettel (Ferrari) dan Kimi Raikkonen (Alfa Romeo) telah terbang ke rumah mereka masing-masing.
Baca juga: Resmi, Formula 1 GP Australia Dibatalkan
McLaren lalu mengatakan bahwa 14 anggota tim lain harus ditaruh di karantina di hotel mereka untuk 14 hari ke depan karena melakukan kontak intens dengan pegawai tersebut.
Perusahaan pemasok ban ke Formula 1, Pirelli, terpaksa mencari kegunaan lain untuk ribuan ban yang telah mereka produksi hanya untuk seri GP Australia.
Sebanyak 1800 ban yang belum dimuat ke velg telah tiba di Bahrain dan Vietnam sebelum muncul kabar bahwa kedua seri tersebut ditunda.
Kini, ban-ban tersebut akan menunggu di dua negara itu untuk menunggu perkembangan situasi.
Secara prosedur, Pirelli melepas ban dari velg untuk seri-seri yang membutuhkan transportasi udara karena kewajiban untuk menerbangkan velg jatuh ke masing-masing tim.
Di Eropa, ban-ban yang telah dipasang ke velg dapat dipindahkan lewat jalan transportasi darat.
Baca juga: Valentino Rossi Jadi yang Pertama soal Virus Corona di Italia
"Kami telah selesai menyiapkan ban pada Kamis sore, kemudian kami harus batalkan semua," tutur bos Pirelli, Mario Isola, kepada Motorsport.com di Melbourne.
"Ban-ban untuk seri Bahrain dan Vietnam telah ada di lokasi. Namun, itu bukan masalah. Kami menggunakan transport laut bagi kebanyakan ban dan mereka berada di kontainer yang ada pengaturan suhu," tuturnya.
"Ini sama saja seperti di gudang. Jika ada perubahan di kalendar kami siap menggunakan mereka."
Ia mengungkapkan, masalah ada pada ban-ban yang telah dipasang ke velg karena tak mungkin lagi untuk dilepas.
Hal ini karena tekanan dari aksi pasang-lepas akan berpotensi membuat karet ban rusak.
"Kami tak ingin mengambil risiko. Di seri-seri Eropa, kami bisa memakai ulang ban tersebut karena kami memindahkan ban dengan velg mereka bila lewat jalur darat," ujar Isola lagi.
Baca juga: Harapan Formula 1 hingga 2024
"Namun, ke depannya karena kami akan memiliki penyuplai tunggal dan desain standar untuk velg, kami harus bekerja bersama untuk menemukan cara memasang dan melepas velg serta memakai mereka lagi," lanjutnya.
Ban-ban Pirelli yang tak terpakai akan dikembalikan ke Inggris di mana mereka bakal dipakai sebagai bahan bakar.
"Kami bakal meremukkan ban-ban tersebut agar muat di kontainer lebih sedikit dan mengirim mreka balik ke Inggris di mana akan didaur ulang di pabrik semen. Kami akan membakar mereka pada suhu tinggi dan menciptakan energi tanpa polusi," tutur Isola.
"Kami melihat banyak cara untuk mendaur ulang ban F1, tetapi untuk sekarang inilah cara yang kami pakai berdasarkan semua analisis."
Pirelli juga melakukan segala cara pencegahan untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Antara lain, mereka meminimalisir jumlah kontak dengan semua orang di grid karena Pirelli sejatinya berhubungan dengan semua tim.
"Jadi, kami perlu menghentikan penyebaran virus corona di mana ada kontak. Alhasil, kami berusaha melakukannya dengan cara-cara kreatif di area fitting," tuturnya menutup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.