KOMPAS.com - Pakar Manajemen Prestasi Olahraga sekaligus Ketua Umum KONI Daerah Istimewa Yogyakarta, Djoko Pekik Irianto, mengungkapkan 5 hal yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan potensi atlet Indonesia di Olimpiade Paris 2024.
Sudah 7 atlet Indonesia yang dipastikan lolos ke Olimpiade Paris 2024 yang akan berlangsung pada 26 Juli-11 Agustus 2024.
Ketujuh atlet tersebut ialah Arif Dwi Pangestu (panahan), Diananda Choirunnisa (panahan), Rifda Irfanaluthfi (senam artistik), Desak Made Rita Kusuma Dewi (panjat tebing), Rahmad Adi Mulyono (panjat tebing), Fathur Gustafian (menembak), dan Rio Waida (selancar).
Komite Olimpiade (NOC) Indonesia sempat menyampaikan bahwa dua atlet atletik, yakni Lalu Muhammad Zohri dan Odekta Elvina Naibaho juga lolos melalui jalur wildcard.
Namun, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung mengatakan, kabar itu tidak sepenuhnya benar.
Zohri dan Odekta masih berjuang lolos melalui kualifikasi. Sementara, tiket lewat jalur wildcard akan diupayakan jika mereka tidak berhasil lolos via kualifikasi.
”Zohri dan Odekta saat ini sedang fokus berjuang lewat kualifikasi. Semoga bisa lolos dari situ. Sementara itu, wildcard kan, sebenarnya untuk negara yang atletnya tidak lolos kualifikasi,” ucap Tigor, dikutip dari Kompas.id.
”Kedua atlet kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk lolos lewat kualifikasi. Sekarang, fokus kami di situ dulu,” tutur Tigor.
Masih ada atlet-atlet lain yang berjuang di kualifikasi untuk mengunci tiket Olimpiade termasuk dari cabang olahraga bulu tangkis dan angkat besi.
Djoko Pekik Irianto mengatakan, perlu kerja sama dari semua pihak untuk bisa meloloskan lebih banyak atlet Indonesia ke Olimpiade Paris 2024.
Selain upaya yang dilakukan atlet dan pelatih, Djoko juga mengingatkan pemerintah perlu hadir mendukung perjuangan mereka.
Caranya dengan mengadakan anggaran yang cukup untuk keperluan atlet dan ofisial serta berkomunikasi dengan negara-negara penyelenggara event kualifikasi.
"Atlet dan pelatih di bawah kendali pengurus besar cabang olahraga harus berjuang dengan usaha ekstra," kata Djoko.
"Pemerintah perlu mengintervensi langkah perjuangan atlet. Intervensi dalam konteks penyediaan anggaran yang cukup," ucapnya.
"Berkomunikasi dengan duta besar negara penyelenggara event kualifikasi serta kemudahan-kemudahan lainnya seperti urusan visa, bea cukai, dan lain-lain," tutur dia.
Djoko juga mengingatkan NOC Indonesia dan KONI untuk benar-benar mengikuti perkembangan para atlet yang sedang mengikuti kualifikasi.
"KOI dan KONI harus benar-benar mengontrol kiprah cabor dalam mengikuti kualifikasi, tidak sekadar monev (monitoring dan evaluasi) secara normatif," ujarnya.
"Sistem kontrol harus masuk lebih dalam hingga eksekusi program latihan yang dibuat oleh para pelatih," tutur Djoko.
Terakhir, Djoko juga menilai pakar-pakar terutama psikolog harus terlibat karena mental menjadi salah satu kunci performa para atlet.
"Pakar terkait utamanya psikolog perlu dilibatkan secara intensif dalam finishing touch performa atlet," ujarnya.
"Karena pada fase kompetisi, kunci utama adalah mental thougness para atlet," ujar Djoko menjelaskan.
https://www.kompas.com/sports/read/2024/04/01/12300038/pakar-sebut-5-hal-untuk-maksimalkan-potensi-atlet-indonesia-di-olimpiade