Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Gaji Pesepak Bola di Eropa Sangat Tinggi?

KOMPAS.com - Gaji Lionel Messi di Paris Saint-Germain (PSG) membuat banyak orang bertanya-tanya, mengapa bayaran pesepak bola sangat tinggi?

Bayangkan saja besaran gaji Messi di PSG. Dia mendapat 40 juta euro atau sekitar Rp 675 miliar per tahun berdasarkan laporan media ternama L'Equipe dan Marca.

Jika dipecah dalam hitungan detik, Messi mendapat bayaran sekitar Rp 21.000. Wow!

Angka tersebut membuat gaji pria berjuluk La Pulga itu butuh tiga menit untuk setara bahkan lebih banyak dibanding dengan UMR ibu kota Indonesia, DKI Jakarta, per bulan.

Seperti diketahui, Surat Edaran Nomor M/11/HK.04/2020 menunjukkan UMR Jakarta 2021 menjadi Rp. 4.416.186 per bulan.

Mungkin terlalu jauh jika UMR Jakarta disandingkan dengan gaji Messi di PSG.

Bagaimana jika dibandingkan dengan bayaran pemain asal Magelang, Bagus Kahfi, yang merumput bersama FC Utrecht?

Menurut perwakilan Mola TV, Mirwan Suwarso, Bagus Kahfi menerima gaji sebesar 25.000 euro atau sekitar Rp 429 juta. Wow!

Angka Rp 429 juta bukan nominal kecil apalagi untuk pria berusia baru 19 tahun. Angka itu juga 100 kali lipat dari UMR ibu kota.

Hal ini tentu semakin membuat penasaran terkait pertanyaan "mengapa gaji pesepak bola di Eropa sangat tinggi?".

Melansir bankofenfland.co.uk, gaji pesepak bola di Eropa sangat tinggi tidak lepas dari hukum ekonomi suplai dan permintaan.

Suplai dalam konteks ini merupakan jumlah pemain berbakat yang ada di dunia untuk bisa bermain di level Benua Eropa tidaklah melimpah.

Dari sekian juta pesepak bola, hanya 11 orang yang bisa dipakai untuk masuk susunan awal dalam pertandingan sepak bola.

Sehingga, pemilihan bakat bukan sembarang pilih. Banyak faktor yang bisa membuat seorang pemain bisa tembus 11 pemain awal.

Kemudian jumlah pemain berbakat yang tak banyak jumlahnya itu tidak sebanding dengan permintaan dari klub-klub di Eropa.

Sehingga, klub berani menggelontorkan banyak uang agar tawaran mereka mau diterima oleh sang pemain.

Sementara mengutip penjelasan di akun YouTube Oh My Goal, ada tiga hal yang membuat seorang pemain dihargai sangat tinggi:

1. Talenta

Penjelasan talenta ini hampir mirip dengan hukum ekonomi yang berlaku, suplai sedikit tetapi permintaan banyak.

Semua pemain yang bermain di liga-liga top Eropa dan tembus skuad utama sudah dipastikan dia adalah pemain bertalenta.

Talenta yang mereka miliki juga membuat sang pemain pantas dibayar mahal.

Semakin bertalenta seseorang, maka semakin mahal harganya.

2. Finansial di Sepak Bola

Perputaran ekonomi di dunia sepak bola sangatlah tinggi, mulai dari hak siar, sponsor, merchandise, dan suporter.

Tiga unsur itu membuat klub memiliki banyak pemasukan sehingga bisa menggaji pemain dengan nilai yang besar.

Sebagai contoh, hak siar Liga Inggris pada 1992-1997 hanya senilai 200 juta poundsterling (sekitar Rp 3,972 triliun dalam kurs saat ini).

Kemudian pada tahun 2015-2020 melonjak ke angka lebih dari 5 miliar poundsterling atau Rp 99,3 triliun.

3. Durasi Karier Pemain yang Singkat

Menjadi atlet harus dihadapkan durasi karier yang singkat. Rata-rata hanya bertahan sekitar 10-15 tahun.

Hal ini berbeda dengan kondisi di dunia kerja swasta maupun negeri seperti PNS.

Jika di swasta atau negeri, usia 30 tahun masih dianggap muda dan memiliki prospek lebih jauh lagi.

Sementara di dunia olahraga, usia 30 tahun sudah dianggap tua dan tak banyak yang bisa berkarier di atas usia 35 atau 40 tahun.

Pendeknya durasi atau jangka karier pesepak bola membuat sang pemain mematok harga mahal untuk jasanya, terlebih ketika memasuki usia emas 25-28 tahun.

https://www.kompas.com/sports/read/2021/08/13/20000018/mengapa-gaji-pesepak-bola-di-eropa-sangat-tinggi-

Terkini Lainnya

Tekad Sabar/Reza untuk Tembus Level Elite di Tur ASEAN

Tekad Sabar/Reza untuk Tembus Level Elite di Tur ASEAN

Badminton
Indonesia Vs Guinea, Bek Lawan Ungkap Motivasi Besar Hadapi Garuda Muda

Indonesia Vs Guinea, Bek Lawan Ungkap Motivasi Besar Hadapi Garuda Muda

Timnas Indonesia
Penerima Tongkat Estafet Telah Siap, Maman Abdurahman Tak Punya Beban Lagi Menuju Pensiun

Penerima Tongkat Estafet Telah Siap, Maman Abdurahman Tak Punya Beban Lagi Menuju Pensiun

Liga Indonesia
Madrid Vs Bayern, Die Roten Berani dan Percaya Diri

Madrid Vs Bayern, Die Roten Berani dan Percaya Diri

Liga Champions
Eks Asisten Pelatih Timnas Indonesia Tak Kaget Garuda Pertiwi Kewalahan

Eks Asisten Pelatih Timnas Indonesia Tak Kaget Garuda Pertiwi Kewalahan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Apa Pun, Tetap Dukung Garuda Muda

Indonesia Vs Guinea: Apa Pun, Tetap Dukung Garuda Muda

Timnas Indonesia
Kemenpora-Bappenas Dorong Pemuda Berjejaring demi Keberlanjutan Kebijakan SDM

Kemenpora-Bappenas Dorong Pemuda Berjejaring demi Keberlanjutan Kebijakan SDM

Sports
Pernyataan Selangor FC soal Faisal Halim Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

Pernyataan Selangor FC soal Faisal Halim Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

Liga Lain
RCTI Premium Sports, Diikuti Persija-PSIS dan 2 Klub Malaysia

RCTI Premium Sports, Diikuti Persija-PSIS dan 2 Klub Malaysia

Sports
Dampak Penyiraman Air Keras kepada Pemain Timnas Malaysia Faisal Halim

Dampak Penyiraman Air Keras kepada Pemain Timnas Malaysia Faisal Halim

Internasional
Madrid Vs Bayern, Alasan Los Blancos Tunda Pesta Juara Liga Spanyol

Madrid Vs Bayern, Alasan Los Blancos Tunda Pesta Juara Liga Spanyol

Liga Champions
Suara Prihatin soal Insiden Air Keras terhadap Striker Malaysia Faisal Halim

Suara Prihatin soal Insiden Air Keras terhadap Striker Malaysia Faisal Halim

Internasional
Jadwal Timnas Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U17 Putri 2024

Jadwal Timnas Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U17 Putri 2024

Timnas Indonesia
Timnas U17 Putri Indonesia Vs Korea Selatan: Garuda Pertiwi Matangkan Komunikasi

Timnas U17 Putri Indonesia Vs Korea Selatan: Garuda Pertiwi Matangkan Komunikasi

Timnas Indonesia
Sinyal Persebaya Surabaya Lakukan Perombakan Tim

Sinyal Persebaya Surabaya Lakukan Perombakan Tim

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke