Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Para Atlet Diziinkan Protes di Olimpiade Tokyo 2020, tetapi...

KOMPAS.com - Komite Olimpiade Internasional (IOC) melunakkan larangan anti protes bertajuk "Rule 50". Kini, para atlet diperbolehkan menyampaikan protes mereka sebelum kompetisi dimulai walau tetap tidak boleh dilakukan di podium.

IOC merenggangkan aturan Rule 50 yang melarang "berbagai jenis demonstrasi atau propaganda politis, religius, atau rasialis di situs, venue, atau area Olimpiade lain."

Atlet-atlet kini diizinkan untuk melakukan protes tetapi tak di podium. Setiap protes dapat dilakukan sebelum kompetisi dimulai.

Tepatnya, gestur diizinkan setelah para atlet meninggalkan area tunggu atau saat diperkenalkan sebagai atlet individual atau tim.

Perenggangan aturan ini telah terlihat dengan beberapa tim sepak bola telah melakukan aksi yang menjadi simbol gerakan Black Lives Matter yaitu turun di satu lutut.

Gerakan Black Lives Matter disimbolkan di dunia olahraga dari aksi atlet NFL (American Football) Colin Kaepernick pada 2016 dan kini menjadi pemandangan rutin di sepak bola Eropa dan terutama Inggris setelah kematian George Floyd di Minneapolis pada Mei 2020.

Presiden IOC Thomas Bach menekankan bahwa pihaknya menjamin kebebasan beropini para atlet di beberapa area Olimpiade, konferensi pers, mixed zone, dan media sosial.

Namun, ia melarang hal tersebut dalam kompetisi dan seremoni.

"Di sana, kebebasan berbicara mereka terjaga sepenuhnya," tutur Bach pekan lalu.

Kendati demikian, seorang peneliti dari Amerika Serikat yakin kalau kebebasan berekspresi ini tetap akan ditemui di podium atau saat berkompetisi di mana para atlet akan menemukan eksposur maksimal.

"Saya berpikir para atlet akan bermain dengan aturan mereka sendiri," tutur Yannick Kluch, asisten profesor untuk sport leadership di Virginia Commonwealth University, seperti dikutip dari USA Today.

"Pikiran para pemain ini tak akan berubah oleh adanya aturan-aturan tersebut."

"Saya pikir atlet mana pun yang berhasil mencapai podium dan ingin berbicara serta memakai waktu mereka untuk menyoroti ketidak adilan di dunia pasti tak akan terpengaruh oleh peraturan ini."

Protes atlet paling terkenal di Olimpiade dilakukan oleh dua sprinter Amerika Tommie Smith dan John Carlos mengepalkan genggaman dan menaikkan tangan mereka di podium pada akhir event 200 meter di Olimpiade Meksiko 1968.

Keduanya melakukan protes terhadap ketimpangan rasial di Amerika Serikat. Baik Smith dan Carlos ditendang dari Olimpiade berkat aksi mereka tersebut.

Kedua orang tersebut bahkan diasingkan dari gerakan Olimpiade selama hampir setengah abad sebelum Komite Olimpiade Amerika Serikat mengundang mereka kembali ke event resmi pada 2016.

Olimpiade 1968 juga melihat protes politik dari pesenam Cekoslovakia, Vera Caslavska, yang melakukan penentangan terhadap invasi Uni Soviet ke negaranya dua bulan sebelum Olimpiade dan juga keputusan kontroversial para hakim.

Pemenang tiga emas di Olimpiade Tokyo 1964 tersebut melakukan "protes sunyi" dengan menolehkan kepalanya ke bawah saat lagu kebangsaan Uni Soviet dimainkan.

Caslavska melakukan protes tersebut saat bendera Uni Soviet dinaikkan bersandingan dengan bendera Cekoslovakia.

Ia harus berbagi emas di nomor lantai dengan Larisa Petrik setelah nilai atlet Uni Soviet secara kontroversial dinaikkan oleh para juri.

Sementara, ia kehilangan medali emas di nomor kuda pelana lagi-lagi ke atlet Uni Soviet Natalia Kuchinskaya karena keputusan yang dianggap sangat kontroversial.

Beberapa pihak menganggap para juri dari Eropa timur bias terhadap para atlet-atlet Uni Soviet tersebut.

Caslavka merupakan pemenang tujuh medali emas Olimpiade sepanjang kariernya.

Caslavska masih menjadi satu-satunya pesenam, baik putra mau pun putri, yang mampu memenangi emas Olimpiade di setiap event senam perorangan.

https://www.kompas.com/sports/read/2021/07/23/17400038/para-atlet-diziinkan-protes-di-olimpiade-tokyo-2020-tetapi-

Terkini Lainnya

Hasil Lengkap Malaysia Masters 2024: Vito ke Babak Utama, Sabar/Reza Tersingkir

Hasil Lengkap Malaysia Masters 2024: Vito ke Babak Utama, Sabar/Reza Tersingkir

Badminton
Kata David Beckham Usai Klopp Pergi dari Liverpool: Luar Biasa...

Kata David Beckham Usai Klopp Pergi dari Liverpool: Luar Biasa...

Liga Inggris
Daftar 34 Pemain Timnas Putri Indonesia untuk Lawan Singapura

Daftar 34 Pemain Timnas Putri Indonesia untuk Lawan Singapura

Timnas Indonesia
Piala AFF 2024, Pelatih Vietnam Sebut Indonesia Kuat, Yakin Menang dan Juara

Piala AFF 2024, Pelatih Vietnam Sebut Indonesia Kuat, Yakin Menang dan Juara

Timnas Indonesia
Respons Media Vietnam Usai Segrup dengan Indonesia di Piala AFF 2024

Respons Media Vietnam Usai Segrup dengan Indonesia di Piala AFF 2024

Timnas Indonesia
Saat Shin Tae-yong Pilih Tak Hadir di Drawing Piala AFF 2024

Saat Shin Tae-yong Pilih Tak Hadir di Drawing Piala AFF 2024

Timnas Indonesia
Hasil Drawing ASEAN Cup 2024, Timnas Indonesia Segrup dengan Vietnam

Hasil Drawing ASEAN Cup 2024, Timnas Indonesia Segrup dengan Vietnam

Timnas Indonesia
Calvin Verdonk dan Jens Raven Diperkirakan Bisa Bermain di Kualifikasi Piala Dunia

Calvin Verdonk dan Jens Raven Diperkirakan Bisa Bermain di Kualifikasi Piala Dunia

Timnas Indonesia
Brighton Dekati Kieran McKenna untuk Gantikan De Zerbi

Brighton Dekati Kieran McKenna untuk Gantikan De Zerbi

Liga Inggris
Mohamed Salah Beri Sinyal Bertahan di Liverpool, Masih Haus Trofi

Mohamed Salah Beri Sinyal Bertahan di Liverpool, Masih Haus Trofi

Liga Inggris
Kunci Sukses Penerapan VAR di Indonesia Ternyata karena Komunikasi Intens dengan FIFA

Kunci Sukses Penerapan VAR di Indonesia Ternyata karena Komunikasi Intens dengan FIFA

Liga Indonesia
Como 1907, Sentuhan Indonesia dalam Wajah Internasional Serie A

Como 1907, Sentuhan Indonesia dalam Wajah Internasional Serie A

Liga Italia
Link Live Streaming Drawing Piala AFF 2024, Mulai 14.00 WIB

Link Live Streaming Drawing Piala AFF 2024, Mulai 14.00 WIB

Timnas Indonesia
Arne Slot Belajar dari Guardiola, Bisa Hibur Liverpool seperti Klopp

Arne Slot Belajar dari Guardiola, Bisa Hibur Liverpool seperti Klopp

Liga Inggris
Juventus Tahan Bologna, Makna Pelukan Montero dan Thiago Motta

Juventus Tahan Bologna, Makna Pelukan Montero dan Thiago Motta

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke