Adapun tiga klub yang dimaksud adalah Real Madrid, Barcelona, dan Juventus.
Mereka adalah pendiri Super League yang tersisa setelah sembilan klub lainnya resmi menyatakan mundur.
Teruntuk Barcelona dan Juventus, kedua tim sejatinya telah mengeluarkan pernyataan lewat laman resmi klub.
Namun, bunyi pernyataan yang dibuat tidak bernada pengunduran diri dari proyek Super League.
Di sisi lain, Florentino Perez selaku presiden Real Madrid dan pemimpin ESL tegas menyatakan langsung bahwa proyek tersebut belum berakhir.
Akibatnya, UEFA telah mengutus badan disipliner mereka untuk menangani ketiga klub pembangkang itu.
Melansir dari The New York Times, Rabu (12/5/2021) malam WIB, UEFA dikabarkan telah mulai menyelidiki Real Madrid, Barcelona, dan Juventus yang masih terlibat ESL.
Penyelidikan awal dikabarkan akan memakan waktu hingga satu bulan. Kemudian, ketiga klub itu berpotensi mendapat hukuman berat dari UEFA.
The New York Times melaporkan ketiga klub pendiri ESL itu diperkirakan akan melakukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
CAS sendiri sudah sering kali menengahi kasus yang melibatkan tim Eropa yang bermasalah dengan UEFA.
Klub-klub tersebut juga dilaporkan berniat melanjutkan pertarungan hukum untuk mengonfirmasi bahwa UEFA sering kali bersikap tidak adil.
Sementara itu, sembilan klub pendiri Super League lainnya telah aman dari hukuman berat dari UEFA.
Mereka hanya dikenakan denda senilai 15 juta euro (Rp 260 miliar) untuk didonasikan kepada anak-anak, pemuda, dan sepak bola akar rumput (level mendasar) di komunitas lokal seluruh Eropa.
Adapun denda lainnya adalah pemotongan 5 persen dari pendapatan klub di kompetisi klub UEFA selama satu musim ke depan.
https://www.kompas.com/sports/read/2021/05/12/21001148/uefa-mulai-penyelidikan-terhadap-3-klub-pembakang-anggota-super-league