Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benturan dan Cedera dalam Pencak Silat

KOMPAS.com - Risiko benturan fisik dan cedera menjadi bagian dari pencak silat, yang merupakan bentuk cabang olahraga bela diri.

Adanya kemungkinan seorang atlet pencak silat mengalami cedera, terdapat pada kegiatan latihan hingga pertandingan kategori tanding.

Menurut buku Nilai-nilai Luhur Pencak Silat (1989) oleh Notosoejitno, terdapat empat unsur dalam cabang bela diri pencak silat yakni bela diri, mental spiritual, olahraga, dan aspek seni.

Unsur bela diri serta olahraga dalam pencak silat membuat risiko cedera muncul yang berasal dari kontak langsung akibat teknik serangan dan pembelaan dari masing-masing pesilat.

Risiko cedera akibat benturan dalam olahraga pencak silat sendiri bisa dikurangi dengan pemahaman bentuk pertolongan pertama apabila terjadi insiden serius.

Selain itu diperlukan persiapan serius bagi seorang atlet sebelum bertanding, dengan melakukan pemeriksaan fisik hingga mempersiapkan langkah perlindungan dan penanganan cedera.

Terdapat enam jenis dampak fisik atau cedera akibat benturan dalam cabang bela diri pencak silat, yang memiliki penanganan berbeda.

Enam jenis dampak fisik atau cedera tersebut adalah memar, terkilir, cedera tulang belakang, dislokasi, patah tulang, hingga hilangnya kesadaran seorang atlet.

Masing-masing jenis cedera membutuhkan respons pertama yang beragam untuk mengurangi dampak fatal dalam jangka panjang.

Khusus untuk cedera patah tulang dalam pertandingan misalnya, terlihat dari adanya pembengkokan tulang dan kehilangan fungsi dari anggota badan.

Seperti dilansir dari buku The Sportsmedicine Book (1978) oleh Mirkin Gabe, terdapat dua jenis cedera patah tulang (fraktur) yaitu kompleta dan inkompleta.

Langkah yang harus dilakukan apabila mengalami patah tulang adalah menghentikan pendarahan apabila ada luka, memeriksa fungsi anatomis pada bagian cedera, dan segera membawa atlet ke rumah sakit.

Cedera patah tulang juga bisa ditolong secara sederhana menggunakan bidai, yakni alat untuk menghentikan pergerakan bagian yang cedera.

Bidai digunakan untuk mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah, mengurangi adanya cedera baru, mengurangi rasa nyeri, dan mengistirahatkan anggota badan yang patah.

Tindakan pembidaian harus dilakukan dengan tidak mengubah posisi cedera atau menghindari bergeraknya anggota sendi dan tulang yang patah secara berlebihan.

https://www.kompas.com/sports/read/2021/04/26/16000028/benturan-dan-cedera-dalam-pencak-silat

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke