TOKYO, KOMPAS.com - Meski sudah menyampaikan permohonan maaf lantaran ucapannya, Kepala Komite Organisasi Olimpiade Tokyo Toshiro Muto, mesti menuai sikap protes.
Ceritanya, Toshiro Muto pada Rabu, pekan lalu, mengikuti rapat digital dengan Komite Olimpiade Jepang.
Saat itu, Muto, dalam rapat menunjukkan amarahnya.
"Di dalam rapat ini, perempuan cenderung banyak bicara ya," kata Muto, yang pernah menjadi Perdana Menteri Jepang ini.
Karuan saja, beberapa hari kemudian, sekitar 380 relawan Olimpiade Tokyo dan Paralimpik Tokyo memilih untuk mundur gegara ucapan Muto itu.
Jepang tengah mengalami tantangan soal jadi tidaknya pelaksanaan Olimpiade Tokyo dan Paraiimpik Tokyo.
Jajak pendapat terkini dari laman kyodonews.com menunjukkan sebanyak 80 persen respondens memilih perhelatan akbar olahraga multicabang itu sebaiknya kembali ditunda atau dibatalkan sekalian.
Sementara itu, Jepang tengah mengevaluasi ulang kondisi darurat pada Tokyo dan 10 prefektur lainnya lantaran pandemi corona.
Pada bagian lain, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga sudah menekankan bahwa Olimpiade Tokyo dan Paralimpik Tokyo pada 2021 tetap akan berjalan setelah tertunda setahun.
Dalam kondisi ini, "kilaf ucap" soal perempuan, bisa jadi bikin Olimpiade Tokyo, batal.
https://www.kompas.com/sports/read/2021/02/09/22340038/lantaran-amarah-olimpiade-tokyo-bisa-gagal