KOMPAS.com - Deontay Wilder akhirnya buka suara terkait pertarungan keduanya kontra Tyson Fury. Ia mengklaim petinju asal Inggris itu memakai sarung yang tak sesuai regulasi.
Deontay Wilder lempar handuk pada ronde ketujuh laga di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Nevada, pada 22 Februari 2020.
Wilder sempat terjatuh dua kali dengan darah mengucur dari kuping kirinya pada rematch tersebut.
Ini adalah kali pertama petinju berjulukan Bronze Bomber itu terjatuh ke kanvas dalam satu dekade dia menjadi petinju profesional.
Alhasil, petarung asal Alabama, Amerika Serikat, ini harus rela kehilangan sabuk juara tinju kelas berat versi WBC setelah berhasil mempertahankannya selama 10 kali.
Kekalahan ini juga menjadi yang pertama bagi Wilder sepanjang karier tinjunya.
Statistik mencatat Deontay Wilder hanya bisa mendaratkan 34 dari 141 pukulan sementara Fury mencatatkan 82 dari 267 pukulan.
Pertemuan kedua petarung ini pada Desember 2018 berakhir imbang hasil hitung angka ketiga juri.
Usai pertarungan, Deontay Wilder langsung mengaktifkan klausul pertarungan ketiga.
Namun, rencana tersebut mundur dari Juli ke Oktober hingga belum ditentukan lagi sampai sekarang.
Fury dan co-promotornya, Frank Warren, mengutarakan bahwa duel trilogi tak akan terjadi sebelum 2021.
Namun, Fury mengumumkan minggu lalu kalau ia merencanakan suatu pertarungan di London pada 5 Desember untuk menghadapi lawan yang belum diumumkan.
Hal ini mengundang reaksi dari Deontay Wilder yang menilai bahwa Fury kabur dari duel trilogi.
Ia menyinggung masa-masa sulit Tyson Fury saat ia menderita depresi dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
"Saya memberi kamu kesempatan menuju gelar saat kamu berada di masa-masa kegelapan," tulisnya di Twitter.
"Saya menjaga janji saya, pertarungan gelar itu saya berikan."
"Ketika duel itu imbang, saya bilang saya akan memberikan kamu rematch. Kamu tahu saya ditawari lebih banyak uang untuk melawan Anthony Joshua."
"Namun, saya memegang janji dan saya menghadapi kamu seperti janji saya."
"Di persetujuan pertarungan ulang, ada klausul rematch. Sekarang giliran kamu menjadi pria dan menjaga janji Anda alih-alih berupaya kabur dari kesepakatan," tuturnya.
Tak hanya itu, Wilder juga kembali mengutarakan teori konspirasi bahwa Tyson Fury memakai sarung tinju modifikasi pada duel tersebut.
Hal ini sempat menjadi perhatian pada bulan April, dua bulan setelah pertarungan, di mana muncul video viral yang menunjukkan sarung tinju Fury tidak terpasang sempurna dan ada bagian yang melambai ke samping.
Ketika itu, Warren langsung menepis rumor dan mengutarakan bahwa Fury tidak bertindak curang.
"Saya tidak tahu bagaimana muncul tudingan seperti itu. Saya sudah melihat video dan hanya menemukan sarung tangan Fury terbuka. Itu saja," ujarnya.
Namun, hampir setahun setelah pertarungan berlalu, Wilder bilang bahwa modifikasi sarung tinju itu yang membuatnya mendapat luka di telinga.
"Ini yang membuat darah keluar dari telinga saya. Saya percaya kamu memasukkan sesuatu di sarung kamu, sesuatu dengan bentuk dan ukuran seperti telor," ujarnya.
"Ini alasan kenapa samping muka saya membengkak dalam bentuk telor. Hal ini menciptakan luka di muka saya juga."
Warren telah membantah tudingan ini sejak awal, mengatakan bahwa tak mungkin ada kecurangan atau modifikasi di sarung tinju Deontay Wilder.
Sebelum pertarungan tersebut, sudah ada perwakilan dari Komisi Atletik Atletik Negara Bagian Nevada dan kubu Wilder yang ikut mengawasi saat ia memakai sarung.
"Semua orang ada di ruang ganti Fury sepanjang waktu. Komisi Atletik, badan penguji doping, hingga kubu Wilder ada di situ. Jadi tidak ada waktu melakukan kecurangan," ujar Warren.
"Sarung tinju Fury sudah ditanda-tangani oleh pihak berwenang sebelum digunakan. Bagaimana mungkin kami bisa mengubah sarung tinju setelah sudah disahkan. Itu tudingan bodoh," tutur Warren menambahkan.
https://www.kompas.com/sports/read/2020/11/01/13400098/wilder-akhirnya-buka-suara-ke-fury--kamu-pasti-manipulasi-sarung-tinju-