Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Sumber Konflik dalam Organisasi

Kompas.com - 19/12/2023, 02:00 WIB
Arfianti Wijaya,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Konflik dalam suatu organisasi tidak datang begitu saja. Selalu ada sumber dari sebuah konflik yang menciptakan berbagai permasalahan dalam organisasi.

Terdapat faktor-faktor yang menjadi sumber potensial konflik dalam organisasi yaitu:

Perbedaan persepsi menghasilkan perbedaan pendapat dan perbedaan penilaian orang dalam memberikan makna terhadap situasi yang sama.

Perbedaan persepsi adalah suatu realitas yang sangat berpotensi untuk menjadi sumber utama konflik.

Baca juga: Konflik dalam Organisasi: Pandangan dan Ciri-ciri

Situasi di mana terjadinya keterbatasan sumber daya dapat memicu konflik yang berakibat pada penurunan kinerja organisasi.

Semakin langka sumber daya organisasi maka semakin besar peluang atau kesempatan terjadinya konflik.

Kelangkaan sumber daya dapat menyebabkan konflik karena setiap orang atau kelompok yang memerlukan sumber daya yang sama terpaksa bersaing dalam rangka mencapai tujuan atau target mereka pribadi.

Keterbatasan sumber daya dapat mencakup keterbatasan uang, orang, persediaan, atau informasi.

  • Departementalisasi

Potensi konflik bisa meningkat secara substansial saat antardepartemen dalam organisasi mempunyai tujuan yang berbeda atau tak selaras.

Sebagai contoh, penjual komputer bertujuan untuk menjual komputer sebanyak-banyaknya dengan secepat mungkin. Akan tetapi, fasilitas manufaktur tidak sanggup mendukungnya.

Dalam contoh kasus tersebut, konflik bisa terjadi karena masing-masing departemen mempunyai tujuan yang berbeda.

Baca juga: Jenis–Jenis Konflik Kerja

  • Spesialisasi

Apabila sebagaian besar karyawan dalam sebuah organisasi adalah spesialis, maka dapat menimbulkan konflik karena mereka mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan masing-masing.

Sebagai contoh, seorang resepsionis di bengkel kamera mengatakan bahwa kamera bisa diperbaiki dalam satu jam. Padahal, ternyata perbaikan kamera tersebut memakan waktu seminggu.

Hal ini terjadi karena resepsionis tidak mempunyai banyak pengetahuan tentang pekerjaan teknisi dan seharusnya ia tidak memberikan tenggat waktu yang tidak realistis.

Keadaan tersebut nantinya akan menimbulkan konflik antara teknisi dengan resepsionis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com