Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Silat adalah seni bela diri tradisional yang berasal dari Kepulauan Melayu. Seni bela diri dikenal di berbagai negara di Asia Tenggara.
Sebut saja negara Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Filipina Selatan, dan Thailand Selatan.
Indonesia sendiri memiliki pencak silat sebagai seni bela diri tradisional asli Nusantara. Olahraga ini memerlukan konsentrasi dan ketangkasan.
Uniknya, tiap daerah di Indonesia memiliki aliran pencak silat yang khas. Contohnya Jawa Barat yang memiliki aliran Cimande dan Cikalong, Jawa Tengah dengan aliran Merpati Putih, dan Jawa Timur yang mempunyai aliran Perisai Diri.
Agar bisa melakukan pencak silat, kita harus mengetahui dan menguasai teknik dasarnya. Berikut 10 teknik dasar dalam pencak silat:
Teknik dasar pencak silat yang paling utama adalah kuda-kuda. Digunakan untuk menjaga keseimbangan tubuh, baik dalam posisi menyerang maupun bertahan.
Baca juga: Sikap Berdiri dalam Bela Diri Pencak Silat
Kuda-kuda dilakukan dengan menapakkan kaki ke tanah dengan posisi tubuh dan kaki seperti orang yang sedang menunggangi kuda.
Ada enam jenis kuda-kuda dalam pencak silat, yaitu:
Adalah posisi yang dikombinasikan dengan kuda-kuda, dan bersifat fleksibel sesuai posisi menyerang ataupun bertahan
Teknik dasar pencak silat ini digunakan supaya lawan tidak mudah menebak atau mengetahui pergerakan kita.
Pola langkah dilakukan dengan mengubah pijakan kaki dari satu tempat ke tempat lainnya, sesuai pola yang disusun sendiri.
Baca juga: Pembagian Kelas Kategori Dewasa dalam Pertandingan Pencak Silat
Teknik ini membutuhkan koordinasi yang baik antara sikap badan, tangan, pola pantai, dan pola kaki dalam melangkah.
Teknik dasar ini berfungsi agar kita bisa menentukan arah dengan baik. Dalam pencak silat, kita memerlukan arah agar dapat menyerang lawan dengan tepat.
Titik tumpu dalam teknik ini berada di tengah, kemudian melangkah ke delapan arah mata angin, yaitu: