Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Piramida Energi Tidak Pernah Ditemukan dalam Keadaan Terbalik?

Kompas.com - 28/04/2022, 05:32 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

KOMPAS.comPiramida energi adalah piramida ekologi yang menunjukkan aliran energi dalam suatu ekosistem. Tidak seperti piramida ekologi lainnya, piramida energi tidak pernah ditemukan dalam keadaan terbalik.

Piramida energi selalu lebih besar di bagian bawah dan meruncing ke bagian atasnya. Mengapa piramida energi tidak pernah ditemukan dalam keadaan terbalik? Berikut adalah penjelasannya!

Energi tingkat trofik rendah selalu lebih besar

Dilansir dari Biology LibreTexts, piramida energi adalah model struktur ekosistem yang paling konsisten dan representatif. Piramida energi akan selalu tegak dan tidak terbalik karena menunjukkan produktivitas primer.

Di mana, tingkat trofik yang lebih rendah menyimpan energi yang lebih besar untuk memenuhi energi yang diperlukan tingkat trofik yang lebih tinggi.

Baca juga: Aliran Energi pada Rantai Makanan

Misalnya, produsen yang berada di dasar piramida memiliki jumlah energi yang paling besar. Sehingga, produsen dapat menyediakan energi yang cukup bagi konsumennya.

Jika piramida energi terbalik, energi yang dimiliki produsen lebih sedikit dari yang diperlukan konsumen.

Akibatnya, kebutuhan konsumen tidak terpenuhi, produsen akan habis dimakan, dan ekosistem tersebut tidak akan bertahan.

Konsumen tingkat satu juga memiliki jumlah energi yang lebih besar dari konsumen tingkat selanjutnya. Hal tersebut terus berlanjut hingga konsumen puncak, membuat piramida energi suatu ekosistem tidak pernah terbalik.

Baca juga: Piramida Jumlah: Pengertian dan Contohnya

Hilangnya energi saat transfer ke trofik yang lebih tinggi

Alasan mengapa piramida energi tidak pernah ditemukan dalam keadaan terbalik adalah transfer energi dari satu trofik ke trofik yang lebih tinggi tidaklah efisien.

Dilansir dari Lumen Learning, menurut hukum kedua termodinamika setiap kali energi diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, ada kecenderungan ke arah ketidakteraturan (entropi) dalam sistem. Artinya, ada energi yang hilang setiap kali transfer energi antar trofik terjadi.

Ketika organisme tingkat trofik yang lebih tinggi memakan organisme dengan tingkat trofik yang lebih rendah, tidak sepenuhnya energi organisme tersebut dikonsumsi atau ditransfer.

Sebagian energi dibuang oleh organisme sebagai panas metabolik ke lingkungan. Hal ini berlaku bagi semua organisme di tiap tingkatan trofik. Artinya, energi selalu terbuang dalam setiap transfer energi pada piramida energi.

Baca juga: Piramida Biomassa: Pengertian dan Contohnya

Dilansir dari Khan Academy, hanya sekitar sepuluh persen dari produktivitas bersih pada satu tingkat trofik yang berakhir pada tingkat berikutnya. Sisanya, energi tersebut dibuang ke lingkungan dalam berbagai bentuk (terutama panas).

Artinya, tingkat trofik yang lebih rendah harus memiliki jumlah energi yang lebih besar. Sehingga walaupun ada energi yang hilang, tingkat trofik tersebut masih bisa memenuhi kebutuhan energi konsumen di atasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com