Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saraf Simpatik: Pengertian, Fungsi dan Cara Kerjanya

Kompas.com - 30/06/2021, 20:31 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tubuh manusia terbentuk dari berbagai organ dan sel yang saling bekerja sama untuk membangun fungsi tubuh. Keseluruhan kerja sama tersebut dapat terjalin karena keberadaan sistem saraf.

Sistem saraf menghubungkan otak juga sum sum tulang belakang yang berperan sebagai otak ke seluruh tubuh manusia.

Ada dua jenis sistem saraf yang bekerja pada tubuh manusia, yaitu sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Kedua sistem saraf tersebut bekerja secara berlawanan agar dapat mempertahnkan keseimbangan tubuh.

Sistem saraf simpatik adalah sistem saraf otonom yang bekerja di luar kesadaran tubuh (tidak sadar) dan berpangkal pada sumsum tulang belakang. Selain itu, sistem saraf simpatik mengatur kerja otot polos pada bronkus.

Dilansir dari Physiopedia, saraf simpatis berjalan sejajar dengan sumsum tulang belakang di kedua sisi kolom vertebral.

Baca juga: Kelistrikan pada Sel Saraf

Cara kerja sistem saraf simpatik

physio-pedia.com Sistem saraf simpatik dalam tubuh manusia

Reseptor saraf di seluruh tubuh akan mengumpulkan informasi stress dan mengirimnya ke sumsum tulang belakang.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, sistem saraf simpatik diaktifkan di bawah kondisi stres dan menghasilkan respons luar biasa yang disebut dengan respons “fight-or-flight”.

Misalkan ketika tubuh merasa dalam bahaya, stres tersebut akan dikirim ke otak melalui sumsum tulang belakang dan saraf kranial. Bagian otak yang disebut amigdala akan merespons dan mengaktifkan hipotalamus. Hipotalamus kemudian mengaktifkan sistem saraf simpatik.

Sistem saraf simpatik kemudian menyalakan kelenjar adrenalin dan mengsekresikan hormon adrenalin. Inilah mengapa saat manusia merasakan bahaya detak jantungnya menjadi cepat, napasnya menjadi pendek, dan berkeringat.

Fungsi saraf simpatik

Berikut adalah fungsi sistem saraf simpatik pada tubuh yang dilansir dari National Center for Biotechnology Information:

  • Dilatasi pupil

Aktivasi saraf simpatik mengaktifkan kontraksi otot radial iris, menyebabkan pupil membesar dan memungkinkan lebih banyak cahaya masuk ke mata. Selanjutnya otot siliaris akan berelaksasi, sehingga memungkinkan pegelihatan jauh yang lebih baik.

Baca juga: Jaringan Epitelum, Ikat, Otot dan Saraf pada Vertebrata

  • Meningkatkan detak jantung

Dalam jantung, reseptor beta 1 dan beta 2 saraf simpatik meningkatkan detak jantung, kekuatan kontraksi, dan laju konduksi, sehingga jantung lebih cepat memasok oksigen ke seluruh tubuh.

Memperlambat napas

Bronkodilatasi (reseptor beta 2) dan penurunan sekresi (reseptor alfa 1 dan beta 1) memungkinkan lebih banyak aliran udara melalui paru-paru.

  • Memperlambat pencernaan

Penurunan motilitas, kontraksi sfingter, dan kontraksi kandung empedu di lambung serta usus dilakukan untuk memperlambat pencernaan dan mengalihkan energi ke bagian lain dari tubuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com