Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

STOVIA, Sekolah Kedokteran yang Melahirkan Tokoh Pergerakan Nasional

Kompas.com - 12/06/2020, 19:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) memiliki peran penting bagi pergerakan perjuangan bangsa Indonesia.

STOVIA merupakan sekolah untuk pendidikan kedokteran bagi rakyat pribumi pada zaman Hindia Belanda.

Lewat STOVIA muncul tokoh-tokoh pergerakan nasional yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari Belanda.

Perjuangan yang dilakukan tidak lagi dengan fisik atau senjata melainkan pemikiran lewat organisasi-organisasi yang dibentuk.

Tahukah kamu mengenai STOVIA?

Baca juga: Tokoh Pendiri Budi Utomo: Pelajar STOVIA

Sejarah STOVIA

Pelopor STOVIA adalah Sekolah Dokter Djawa. Sekolah Dokter Djawa dibuka pada 1851.

Latar belakang Sekolah Dokter Djawa didirikan sebagai pertimbangan mendirikan sekolah khusus petugas vaksin untuk menangani wabah cacar di sepanjang pantai utara Pulau Jawa dan wilayah karesidenan Banyumas.

Dikutip situs Provinsi DKI Jakarta, menjelang akhir abad ke-19 atau 1902, Sekolah Dokter Djawa ditransformasikan ke dalam STOVIA.

Tujuannya untuk menciptakan tenaga-tenaga medis di berbagai daerah. Selain itu melaksanakan di Rumah Sakit Tentara Batavia.

Pada awalnya pendidikan di STOVIA diharuskan menggunakan pakian daerah, baju, kain, blangkon, dan kaki telanjang

Bahasa pengantar yang dipakai memakai bahasa Belanda.

Sehingga membuat murid-murid harus mengikuti kursus bahasa dari sekolah angka satu, yaitu golongan priyayi.

Banyak siswa STOVIA berasal dari keluarga kurang mampu. Sehingga sempat dianggap sebagai sekolah orang miskin.

Baca juga: Asal-usul Indonesia, dari Catatan Bung Hatta sampai Peran STOVIA

Awalnya lama pendidikan hanya ditempuh dua tahun, tapi pada 1875 menjadi enam tahun.

Dalam sistem pendidikan di STOVIA, pada 1902 kelulusannya dianggap sebagai dokter dengan gelar Inlandse Arts.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com