Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasat Seni dan Industri Kreatif Menghadapi Pandemi Episode 1

Kompas.com - 25/04/2020, 11:00 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

KOMPAS.com - Program Belajar dari Rumah TVRI pada Sabtu, 25 April 2020 jam 09.00-10.00 WIB adalah Gelar Wicara Asli Indonesia: Siasat Seni dan Industri Kreatif Menghadapi Pandemi (episode 1). Berikut ini ringkasannya:

Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud) Hilmar Farid bersama beberapa narasumber membahas mengenai dampak pandemi virus corona (COVID-19) serta transformasi digital dalam dunia seni dan industri kreatif.

Ahli ekonomi sekaligus mantan Menteri Keuangan RI 2013-2014, M Chatib Basri, menjelaskan sebetulnya awal 2020 ekonomi global dipercaya dalam kondisi relatif baik. Tetapi sejak muncul virus corona di Wuhan China mulai dikhawatirkan terjadinya resesi ekonomi global.

Virus corona menjadi faktor yang secara mendadak membuat aktivitas ekonomi tidak jalan. Orang tidak diperbolehkan untuk produksi atau bekerja karena social distancing dan lockdown.

Tetapi ada aktivitas ekonomi yang masih bisa jalan yaitu yang tanpa kehadiran fisik alias secara online. Misal perusahaan telekomnikasi yang kondisinya masih relatif lumayan. Menurutnya, langkah yang harus dilakukan agar ekonomi bisa bertahan adalah mengatasi pandemi kemudian melakukan proteksi tetapi bukan dalam bentuk uang.

Direktur Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha kecil Menengah (LLP-KUKM), Leonard Theosabrata mengatakan dampak corona seperti banjir bandang dalam dua minggu terakhir ekonomi sudah tidak mampu lagi menahan kegiatan yang masih dipertahankan. Orang-orang mulai panik dua minggu terakhir.

I memikirkan kira-kira ke depan mau bagaimana. Diperkirakan recovery sampai di awal 2021. Bila stress rate sampai 2021 apakah perusahan bisa bertahan kalau tidak bisa mau apa. Ketahanan financial, running rate dan cashflow masuk itu akan bagaimana.

Bagi pengusaha kecil misal pengusaha kopi, tidak tahu harus bagaimana, dari yang pasarnya bagus menjadi omset nol dalam dua minggu. Tidak ada bisnis yang bisa bertahan dalam kondisi seperti ini.

Walau masih ada harapan di mana banyak pengusaha kopi dipaksa belajar mengkonvensi bisnis ke digital. Sebelumnya masih ada yang memperlambat transformasi digital. Sekarang ternyata bisa melakukan transformasi digital, itu artinya positif.

Mereka mulai keluar dari cashflow negatif bahkan potensi kebangkrutan. Meski ranah yang bisa ditekuni sempit sekali dalam kurun waktu 2 bulan ini. Tidak ada yang bisa diakukan karena tidak ada bisnis model yang relevan dalam menghadapi pandemi.

Linda Hoemar Abidin dari Yayasan Kelola dan Koalisi Seni Indonesia mengatakan bahwa koalisi seni melakukan survei. Karena sejak ada larangan bepergian dan berkumpul, proses kreatif seniman terganggu dan banyak pembatalan kegiatan seni seperti pameran, pemutaran film, syuting film, pertunjukan tari, musik dan teater.

Berdasarkan data per 8 april 2020, ada 204 acara seni ditunda dan dibatalkan, 24 proses produksi dan festival film, 107 konser tur dan festival musik, 2 acara sastra, 20 pameran dan museum seni rupa, 9 pertunjukan tari, 42 pentas teater wayang dan lain-lain. Hal itu terjadi di beberapa daerah seperti Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Lombok dan lain lain.

Ini peluang bagus dalam mengumpulkan data karena selama ini sulit mencari data di Indonesia. Tetapi dapat disimpulkan hampir 100 persen kegiatan seni batal di semester pertama 2020.

Farah Wardani (kurator, seniman indonesia, direktur eksekutif IVAA (Indonesian Visual Art Archive) arsip seni digital pertama di Indonesia) mengatakan museum tidak boleh beroperasi. Hal ini juga terjadi di Eropa yang kemudian membuat virtual museum sebagai pilihan.

Tapi masih harus dilihat apakah prasaraa online berdaya untuk menggantikan pengalaman berbudaya atau berkesenian secara fisik yang membutuhkan ruang. Sehingga ketika beralih ke digital, itu sebuah gegar. Karena bahkan institusi besar di luar negeri belum tahu apakah melihat museum secara online menjadi hal normal di dunia seni rupa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com