Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Warna Biru Jadi Warna Favorit?

Kompas.com - 07/03/2020, 12:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

Sumber

Simbol dari Bunda Maria yang sering menggunakan kerudung dan jubah biru serta memperlihatkan sebagai kekayaan.

Sementara di agama Hindu, warna biru menjadi warna dari Dewa Krishna, dewa yang paling dipuja dalam kepercayaan dan melambangkan cinta dan sukacita, menghancurkan rasa sakit dan dosa.

Dilansir science abc, semua hal yang terkait dengan warna biru akan menemukan bahwa sebagian besar positif. Hampir tidak ada hal-hal negatif.

Satu hal yang menarik ketika warna biru muncul di atas dalam survey. Warna lain seperti kuning tua dan coklat hampir selalu berakhir di bagian bawah.

Ini karena hal-hal negatif yang terkait dengan warna-warna tersebut, seperti limbah biologis atau hal-hal yang kotor.

Baca juga: Mengapa Pembuluh Darah Berwarna Biru?

Faktor yang menyukai warna

Preferensi suka dengan warna tergantung pada beberapa faktor, seperti:

Menyenangkan dan tidak menyenangkan

Amygdala akan menyimpan kenangan peristiwa dan emosi, sehingga bisa mengenali peristiwa di masa depan. Contoh, saat pernah digigit anjing maka akan meningkatkan kewaspadaan kedepannya.

Amygdala merupakan tempat di mana pusat memori otak menyimpan memori tentang segala sesuatu yang pernah terjadi.

Bagian kecil otak yang berbentuk almond selalu memiliki hubungan dekat dengan penilaian apakah sesuatu itu aman atau berbahaya.

Preferensi warna Anda terkait erat dengan perasaan senang atau tidak menyenangkan ini.

Faktor individu

Setiap orang memandang sesuatu secara berbeda. Karena memiliki pengalaman yang berbeda, membentuk kepribadian mereka secara berbeda.

Aspek individual lainnya, seperti usia, jenis kelamin, ras, juga memengaruhi preferensi warna seseorang.

Faktor lingkungan

Suka dengan warga juga dipengaruhi oleh ratusan faktor eksternal.

Faktor geografis, seperti iklim tempat ikut memainkan peran dalam menentukan persepsi dan pilihan warna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com