KOMPAS.com - Setiap benda yang memiliki bobot berat biasanya tidak bisa bertahan di udara. Lalu mengapa pesawat bisa terbang?
Dilansir dari Live Science, pesawat menggunakan empat macam gaya, yaitu:
Pesawat yang terparkir dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya lain yang tercipta dari molekul udara.
Untuk bisa terbang, pesawat menggunakan gaya angkat yang lebih besar dibandingkan gaya gravitasi.
Serta ditambah gaya dorong dari mesin pesawat yang membuat pesawat melaju dengan kecepatan tertentu.
Dengan gaya angkat dan gaya dorong menghasilkan gaya aerodinamik pada sayap. Bentuk sayap yang agak melengkung, memungkinkan bagian bawah pesawat terkena gaya lebih besar dari bagian bawah pesat.
Baca juga: Menhub: Mestinya Evakuasi WNI Pakai Satu Pesawat Badan Lebar dan Satu Bandara
Hal tersebut karena adanya aliran udara dengan kecepatan berbeda di bagian atas dan bawah pesawat.
Aliran udara yang melewati sayap melengkung membuat udara terdorong ke bawah. Kemudian menimbulkan reaksi daya dorong ke atas dengan besaran yang sama. Di situlah hukum Newton III tentang aksi dan reaksi timbul.
Agar bergerak maju, pesawat menggunakan mesin yang menghasilkan gaya dorongan besar. Mesin pesawat berfungsi untuk menyedot udara dan mendorongnya kebelakang.
Dalam sekali sedot, pesawat dapat menyedot 57 juta liter udara. Udara tersebut kemudian diubah menjadi tenaga untuk mendorong pesawat bergerak maju.
Sebuah pesawat harus memiliki perangkat kendali (control devices). Sehingga pesawat bisa dikendalikan sesuai keinginan dan tujuan penerbangan bisa dilakukan dengan baik.
Perangkat kendali pada pesawat dikendalikan oleh Pilot dalam sebuah ruang kendali (cockpit). Perangkat kendali dasar pesawat meliputi:
Terletak pada sayap dan digunakan pada saat melakukan rolling (berbalik) di udara. Penggerakannya berada pada sumbu longitudinal pesawat. Aileron dikendalaikan dengan stick control yang ada di cockpit.
Terletak pada bagian ekor atau bagian horizontal stabilizer. Digunakan untuk melakukan piching dan pada sumbu lateral pesawat. Elevator dikendalikan dengan menggunakan stick control yang berada di ruangan cockpit.
Terletak di bagian ekor, tepatnya vertical stabilizer. Digunakan untuk melakukan yawing (berbelok) di udara dan penggerakan pada sumbu vertical pesawat.