KOMPAS.com – Beberapa tumbuhan beradaptasi dengan mengeluarkan senyawa alelopati, salah satunya adalah tumbuhan alang-alang. Untuk lebih memahami tentang alelopati pada tumbuhan alang-alang, simaklah penjelasan di bawah ini!
Menurut Melda Yano, dkk dalam Pengaruh Zat Alelopati dari Alang-alang terhadap Pertumbuhan Semai Tiga Spesies Akasia (2016), alelopati adalah senyawa kimia yang terdapat pada tubuh tumbuhan yang dikeluarkan ke lingkungannya dan dapat mematikan indiviru tumbuhan lainnya.
Alah-alang adalah salah satu tumbuhan yang menghasilkan metabolit sekunder berupa senyawa alelopati.
Senyawa alelopati yang dikeluarkan oleh akar tumbuhan alang-alang adalah senyawa alalokimia seperti fenil, alkaloid, tannin, flavonoid, saponin, dan juga asam kumarat.
Senyawa tersebut dikeluarkan oleh akar rimpang alang-alang ke tanah di sekitarnya, sehingga dapat memengaruhi tumbuhan yang ada di dekatnya.
Menurut Yayat Nurhayati, dkk dalam Pengaruh Ekstrak Alang-alang terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) (2020), kandungan alelopati pada alang-alang dapat menghambat fungsi nitrogen dalam pertumbuhan tanaman.
Sehingga, senyawa alelopati yang dilepaskan alang-alang menghambat pembentukan klorofil, asam amino, respirasi, mengurangi pembukaan stoamata, menurunkan kemampuan fotosintesis.
Secara garis besar, alelopati alang-alang menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan di sekitarnya.
Menurut Novia Cahyati dan Agus Sutanto dalam Bioherbisida sebagai Pengaruh Negatif terhadap Pertumbuhan Tanaman Daun Bawang (2021), alang-alang juga menghasilkan senyawa alelopati polifenol yang dapat menghambat pertumbuhan gulma dan perkecambahan jenis biji lainnya di dalam tanah.
Sehingga, alang-alang dapat menyebabkan kegagalan panen jika berada di wilayah pertanian.
Namun, alang-alang juga dapat digunakan sebagai bioherbisida yang dapat mencegah pertumbuha gulma.
https://www.kompas.com/skola/read/2024/01/25/180000669/alelopati-pada-tumbuhan-alang-alang