Bunyi-bunyi dalam bahasa yang dihasilkan dari alat ucap manusia dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori.
Simak penjelasan mengenai 10 klasifikasi bunyi bahasa, sebagai berikut:
Bunyi berdasarkan ada tidaknya hambatan
Berdasarkan ada tidaknya hambatan (vokal, konsonan, semivokal), yaitu:
Bunyi berdasarkan jalan keluarnya arus udara
Berdasarkan jalan keluarnya arus udara (nasal, oral), yakni:
Berdasarkan getaran pita suara
Berdasarkan getaran pita suara bunyi dibedakan menjadi bunyi bersuara dan bunyi tidak bersuara. Pada bunyi ini yang membedakannya berdasarkan ada tidaknya getaran pada pita suara sewaktu bunyi dihasilkan.
Berdasarkan ada tidaknya ketegangan arus udara
Bunyi berdasarkan ada tidaknya ketegangan arus udara (fortis, lentis), terbagi menjadi:
Berdasarkan lamanya bunyi diucapkan
Bunyi bahasa dibedakan atas bunyi panjang dan pendek. Perbedaan ini didasarakan pada lamanya bunyi itu diucapkan, atau lamanya bunyi itu diartikulasaikan.
Berdasarkan derajat kenyaringannya
Berdasarkan kenyaringannya, bunyi dibedakan menjadi bunyi nyaring dan bunyi tak nyaring. Luas atau besarnya ruang resonansi pada waktu bunyi diucapkan menentukan derajat kenyaringan.
Berdasarkan perwujudannya
Bunyi berdasarkan perwujudannya terbagi menjadi dua, yakni:
Berdasarkan arus udara
Bunyi berdasarkan arus udara, yakni:
Berdasarkan segmentasinya
Berdasarkan segmentasinya terdapat dua kelompok bunyi, sebagai berikut:
Berdasarkan keasliannya
Pada saat menghasilkan bunyi, bunyi-bunyi bahasa tidak bisa berdiri sendiri, diperlukan bunyi bahasa sertaan atau bunyi bahasa pengiring.
Berikut yang termasuk bunyi bahasa sertaan atau bunyi bahasa pengiring antara lain:
Referensi:
Abidin, Yunus. Konsep Dasar Bahasa Indonesia. 2019. Jakarta Timur:PT Bumi Aksara.
https://www.kompas.com/skola/read/2023/03/10/063000769/10-klasifikasi-bunyi-bahasa