Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ulos: Pengertian, Sejarah, dan Jenis-jenisnya

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

KOMPAS.com - Ulos merupakan busana turun-temurun yang telah dikembangkan masyarakat Batak, Sumatera Utara.

Untuk pembuatan kain ulos hampir sama dengan membuat songket khas Palembang, karena sama-sama menggunakan alat tenun dan tidak menggunakan mesin.

Umumnya, warna kain ulos dominan hitam, merah, kuning, dan putih dengan hiasan benang perak maupun emas.  

Pengertian ulos

Ulos adalah kain tenun hasil kerajinan khas Batak yang berupa selendang. Ulos melambangkan ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak-anaknya. Selain sebagai simbol ikatan antara orangtua dan anak, Ulos juga digunakan untuk menghangatkan badan.  

Menurut pemikiran leluhur Batak, ada tiga sumber yang memberi kehangatan pada manusia, yaitu matahari, api, dan ulos.

Dari ketiga sumber kehangatan tersebut. Ulos dianggap paling nyaman, menyehatkan badan, dan menyenangkan perasaan.

Sejarah kain ulos

Zaman dahulu nenek moyang suku Batak adalah manusia-manusia gunung. Hal ini disebabkan kebiasaan mereka tinggal dan berladang di kawasan pegunungan.

Dengan mendiami dataran tinggi berarti mereka harus siap berperang melawan dinginnya cuaca yang menusuk tulang. Dari situlah, ulos mulai ditemukan dan dibuat.  

Pada awalnya nenek moyang suku Batak mengandalkan sinar matahari dan api sebagai tameng melawan rasa dingin.

Masalah mulai timbul ketika mereka menyadari bahwa matahari tidak bisa diperintah sesuai dengan keinginan mereka.

Pada siang hari awan dan mendung seringkali bersikap tidak bersahabat. Sedangkan, pada malam hari rasa dingin makin menjadi-jadi dan api sebagai pilihan kedua.

Ternyata api tidak begitu praktis digunakan waktu tidur karena resikonya tinggi. Karena dipaksa oleh kebutuhan yang mendesak akhirnya nenek moyang suku Batak berpikir keras mencari alternatif lain yang lebih praktis.

Maka lahirlah ulos sebagai produk budaya asli suku Batak yang berfungsi untuk menghangatkan badan.

Dengan berkembangnya zaman kini ulos memiliki fungsi simbolik untuk hal-hal lain dalam segala aspek kehidupan orang Batak. Salah satunya adalah sebagai lambang ikatan kasih sayang antara orangtua dan anak-anaknya.

Jenis-jenis ulos

Ulos terdiri dari berbagai jenis dan motif yang masing-masing memiliki makna tersendiri. Ada tiga jenis ulos, yakni Ulos Ragidup, Ulos Ragi Hotang, dan Ulos Maratur. 

Berikut penjelasan masing-masing: 

Ulos Ragidup

Ulos ragidup mempunyai derajat yang tinggi, pembuatannya sangat sulit. Ulos ragidup termasuk jenis ulos nabalga, yaitu ulos kelas tinggi.  

Ragidup berarti lambang kehidupan. Oleh karena itu setiap rumah tangga harus mempunyai ulos ragidup.

Ulos ragidup terdiri dari tiga bagian, yaitu dua bagian sisi ditenun sekaligus, sedangkan bagian tengahnya ditenun tersendiri. Bagian ini paling rumit pengertiannya. 

Dalam upacara adat perkawinan, ulos ini diberikan oleh orang tua pengantin wanita kepada ibu pengantin laki-laki sebagai ulos pargomgom, maksudnya supaya besannya dapat selalu bersama dengan menantunya (anak dari si pemberi ulos).

Ulos Ragi Hotang

Ulos ragi hotang juga termasuk berderajat tinggi. Ulos ini digunakan untuk seseorang yang dianggap licik dengan harapan agar Tuhan dapat mengubah sifatnya menjadi orang yang bijaksana, orang yang tertimpa kemalangan, dan orang yang rajin bekerja.

Dalam upacara kematian ulos ini digunakan untuk membungkus jenazah atau tulang-tulangnya pada upacara penguburan yang kedua.

Ulos Maratur

Ulos maratur mempunyai motif garis-garis yang menggambarkan burung atau binatang-binatang yang tersusun teratur.

Biasanya ulos ini digunakan sebagai ulos parompa dengan harapan agar setelah anak pertama lahir akan disusul anak-anak yang lain sebanyak burung-burung atau binatang-binatang yang terlukis dalam ulos tersebut.

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

https://www.kompas.com/skola/read/2022/10/21/083000969/ulos--pengertian-sejarah-dan-jenis-jenisnya

Terkini Lainnya

Kethoprak sebagai Drama Tradisional dan Modern

Kethoprak sebagai Drama Tradisional dan Modern

Skola
Cara Mengapresiasi Pementasan Drama Jawa

Cara Mengapresiasi Pementasan Drama Jawa

Skola
10 Jenis Drama Jawa

10 Jenis Drama Jawa

Skola
Pentingnya Tata Iringan dan Tata Suara Drama Jawa

Pentingnya Tata Iringan dan Tata Suara Drama Jawa

Skola
Istilah 'Sandiwara' dalam Bahasa Jawa

Istilah 'Sandiwara' dalam Bahasa Jawa

Skola
Teks Anekdot Bahasa Jawa: Pengertian, Struktur dan Contoh

Teks Anekdot Bahasa Jawa: Pengertian, Struktur dan Contoh

Skola
Fungsi Keprakan dan Dhodhogan pada Pergelaran Wayang Golek

Fungsi Keprakan dan Dhodhogan pada Pergelaran Wayang Golek

Skola
Deiksis Bahasa Jawa: Pengertian dan Contoh

Deiksis Bahasa Jawa: Pengertian dan Contoh

Skola
Kata Bahasa Jawa yang Sering Digunakan

Kata Bahasa Jawa yang Sering Digunakan

Skola
Rancu Pikir dalam Bahasa Jawa

Rancu Pikir dalam Bahasa Jawa

Skola
Bentuk Pronomina Persona dalam Bahasa Jawa

Bentuk Pronomina Persona dalam Bahasa Jawa

Skola
Kata Ganti Orang Kedua Tunggal Bahasa Jawa

Kata Ganti Orang Kedua Tunggal Bahasa Jawa

Skola
Makna Filosofis Wayang Kulit sebagai Media Dakwah

Makna Filosofis Wayang Kulit sebagai Media Dakwah

Skola
Organel Sel yang Dimiliki Paramecium sp

Organel Sel yang Dimiliki Paramecium sp

Skola
Sifat Bayangan yang Terbentuk pada Kamera

Sifat Bayangan yang Terbentuk pada Kamera

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke