Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berkurangnya Ketersediaan Air Bersih

KOMPAS.com - Seluruh makhluk hidup membutuhkan air untuk bertahan hidup. Bumi kita 70 persennya tertutupi oleh air, namun hanya 3 persennya yang merupakan air tawar. 3 persen air tersebut digunakan oleh seluruh makhluk hidup di Bumi.

Belum lagi air bersih tidak tersebar secara merata di permukaan Bumi. Ada daerah yang kaya akan air, ada juga yang gersang seperti gurun dan savanah.

Kenaikan populasi berpengaruh sangat besar terhadap ketersediaan air bersih. Misalkan di suatu tempat terdapat danau, pada mulanya hanya ada 100 orang yang hidup dari air danau tersebut.

Lalu naiklah angka kelahiran sehingga bertahun-tahun setelahnya ada 100 ribu orang. Air danau yang dulunya dapat memenuhi kebutuhan populasi, sekarang telah surut sehingga manusia mulai kekurangan air bersih.

Semakin banyak manusia, semakin banyak juga air yang dibutuhkan, sedangkan sumber air bersih tidak bertambah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih.

Air bersih yang sulit didaptkan membuat manusia terpaksa mengonsumsi air kotor untuk bertahan hidup. Hal ini banyak terjadi di benua Afrika seperti Negara Kenya dan Ethiopia.

Dilansir dari situs World Health Organization, air kotor dan sanitasi yang buruk meningkatkan resiko penyakit kolera, diare, disentri, hepatitie A, tifus, dan infeksi.

Menurut data World Health Organization, pada tahun 2017 sekitar 829.000 orang meninggal karena diare akibat mengonsumsi air kotor. Lalu, apakah yang mengindikasikan air kotor dan tidak layak minum?

Dilansir dari situs P2PTM Kementerian Kesehatan, syarat air yang dapat diminum adalah tidak berasa, tidk berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme berbahaya, dan tidak mengandung logam berat.

Air yang baik memiliki pH netral yaitu 7,berarti air tersebut tidak bersifat asam ataupun basa. Jika populasi terus meningkat, kebutuhan air akan terus bertambah sedangkan sampah akan semakin banyak.

Hal ini berarti akan semakin sedikit air bersih yang tersedia. Jika manusia saja kekurangan air, lalu bagaimana dengan tumbuhan dan hewan?

Dalam jangka waktu panjang hewan dan tumbuhan juga akan mati akibat kekeringan, mengurangi sumber makanan manusia yang kemudian dapat menyebabkan kelaparan.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/26/152118969/berkurangnya-ketersediaan-air-bersih

Terkini Lainnya

Bentuk Pertunjukan Gerak Tari Wayang Orang

Bentuk Pertunjukan Gerak Tari Wayang Orang

Skola
Tata Rias, Busana, dan Iringan Wayang Orang

Tata Rias, Busana, dan Iringan Wayang Orang

Skola
Jawaban dari Soal 'Jika Diketahui Jari-jari Lingkaran Kecil 4 Cm'

Jawaban dari Soal "Jika Diketahui Jari-jari Lingkaran Kecil 4 Cm"

Skola
Tingkat Tutur Bahasa Jawa: Ragam Ngoko dan Ragam Krama

Tingkat Tutur Bahasa Jawa: Ragam Ngoko dan Ragam Krama

Skola
Makna Simbolik Peralatan Siraman Pengantin Adat Jawa

Makna Simbolik Peralatan Siraman Pengantin Adat Jawa

Skola
Nilai-nilai yang Terkandung dalam Ungkapan Bahasa Jawa

Nilai-nilai yang Terkandung dalam Ungkapan Bahasa Jawa

Skola
Simbol-simbol dalam Gunungan Wayang Kulit Jawa

Simbol-simbol dalam Gunungan Wayang Kulit Jawa

Skola
Apa Itu Kesenian Ludruk?

Apa Itu Kesenian Ludruk?

Skola
Apa itu Jemblung sebagai Drama Rakyat Jawa?

Apa itu Jemblung sebagai Drama Rakyat Jawa?

Skola
Garapan dan Problematika Kethoprak

Garapan dan Problematika Kethoprak

Skola
Mengenal Ragam Pementasan Kethoprak

Mengenal Ragam Pementasan Kethoprak

Skola
Ukara Sesanti Bahasa Jawa

Ukara Sesanti Bahasa Jawa

Skola
Kearifan Lokal Rumah Tradisional Jawa

Kearifan Lokal Rumah Tradisional Jawa

Skola
Aspek Pendidikan dalam Pementasan Drama Jawa

Aspek Pendidikan dalam Pementasan Drama Jawa

Skola
Mencermati Simbol Kehidupan dalam Drama Jawa

Mencermati Simbol Kehidupan dalam Drama Jawa

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke