Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jenis-jenis Banjir

KOMPAS.com - Mulai dari dampak kecil hingga besar, banjir selalu menimbulkan gangguan pada kehidupan ribuan orang setiap tahunnya.

Meski demikian, tidak semua banjir sama dan sebenarnya ada beberapa tipe banjir yang berbeda.

Berikut ini ringkasan jenis-jenis banjir:

Jenis-jenis banjir

Pada situs resmi The National Severe Storms Laboratory (NSSL), National Oceanic & Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat membedakan banjir menjadi 5 jenis, yaitu:

1. Banjir sungai (river flood)

Banjir sungai terjadi ketika permukaan air naik di atas tepian sungai (riverbanks) karena hujan berlebihan.

Banjir sungai terjadi akibat badai terus menerus yang terjadi di daerah yang sama dalam periode waktu lama, gabungan curah hujan dan pencairan salju atau sumbatan akibat es.

Banjir sungai adalah salah satu jenis banjir pedalaman yang paling umum terjadi ketika badan air melebihi kapasitasnya.

Ketika sebuah sungai meluap ke tepiannya, biasanya karena curah hujan yang tinggi dalam periode waktu yang lama.

Banjir yang terlokalisasi dapat menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada properti di sekitarnya serta menimbulkan ancaman keamanan yang signifikan.

Untuk mencegah banjir, sungai membutuhkan penahan yang baik (seperti tanggul) terutama di daerah datar atau padat penduduk.

2. Banjir pantai (coastal flood)

Banjir pantai di Indonesia sama dengan disebut banjir rob atau banjir laut pasang.

Banjir pantai atau penggenangan area daratan di sepanjang pantai, disebabkan oleh pasang naik yang lebih tinggi dari rata-rata dan diperburuk curah hujan tinggi dan angin yang bertiup ke arah darat dari laut.

Wilayah pesisir sering kali mengalami badai hebat, terutama jika badai ini telah melaju kencang di samudera.

Cuaca ekstrem dan gelombang pasang tinggi menyebabkan kenaikan permukaan laut kemudian mengakibatkan banjir pesisir.

Daerah tepi laut yang rendah biasanya disertai penahan air baik alami seperti bukit pasir maupun buatan manusia.

3. Gelombang badai (storm surge)

Gelombang badai adalah kenaikan permukaan air yang tidak normal di daerah pantai, di atas dan di atas gelombang astronomis biasa.

Gelombang badai disebabkan oleh kekuatan yang dihasilkan dari angin badai yang hebat, gelombang dan tekanan atmosfer yang rendah.

Gelombang badai sangat berbahaya karena dapat membanjiri daerah pantai yang luas.

Banjir ekstrim dapat terjadi di daerah pesisir khususnya ketika gelombang badai bertepatan dengan air pasang normal.

Banjir ekstrim mengakibatkan gelombang pasang mencapai 20 kaki atau lebih.

Di sepanjang pantai, gelombang badai seringkali merupakan ancaman terbesar terjadap kehidupan dan harta benda akibat badai.

Dulu, jumlah korban jiwa yang besar telah terjadi akibat naiknya samudera disertai banyak badai besar yang menyapu daratan.

Contohnya Badai Katrina di Amerika pada 2005 yang mengakibatkan 1.500 korban jiwa.

4. Banjir di daratan (inland flooding)

Banjir di daratan terjadi ketika curah hujan moderat terakumulasi selama beberapa hari, curah hujan deras turun selama periode singkat atau sungai meluap karena es atau [using-pusing yang macet atau rusaknya bendungan atau tanggul.

5. Banjir bandang (flash flood)

Banjir bandang disebabkan curah hujan yang deras dan tiba-tiba, kadang terjadi ketika tanah tidak dapat menyerap air secepat jatuhnya.

Banjir bandang disebabkan hujan lebat atau berlebihan dalam waktu singkat, umumnya kurang dari enam jam.

Banjir bandang biasanya ditandai dengan derasnya arus setelah hujan deras yang merobek dasar sungai, jalan-jalan kota atau ngarai gunung dan menyapu semua yang dilewatinya.

Banjir bandang dapat terjadi dalam beberapa menit atau beberapa jam akibat curah hujan yang berlebihan.

Bahkan banjir bandang dapat terjadi tanpa didahului hujan. Biasanya tejradi akibat jebolnya tanggul atau bendungan atau pelepasan air tiba-tiba akibat pusing-pusing atau sumbatan es.

Banjir bandang ini biasanya surut dengan cepat dan berbahaya.

Banjir bandang dapat dicegah dengan sistem drainase yang baik dan dengan menghindari pengembangan berlebihan pada dataran banjir (floodplains).

Sementara dikutip dari Environmental Tehcnology, jenis banjir lainnya berdasarkan jenis air atau material yaitu:

1. Banjir air tanah (groundwater flood)

Banjir air tanah berbeda dengan banjir bandang, sebab membutuhkan waktu untuk bisa terjadi.

Saat hujan turun dalam waktu yang lama, tanah menjadi jenuh dengan air sampai tidak dapat menyerap lagi.

Ketika ini terjadi, air naik di atas permukaan tanah dan menyebabkan banjir.

Jenis banjir ini dapat bertahan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

2. Banjir selokan (Drain and Sewer Flooding)

Banjir selokan tidak selalu terkait dengan cuaca seperti halnya curah hujan.

Banjir selokan dapat terjadi akibat penyumbatan atau kegagalam dalam sistem drainase.

Banjir selokan bisa bersifat internal di dalam bangunan atau eksternal.

Selain itu, masih terdapat jenis banjir lain, yakni:

3. Banjir lahar

Banjir lahar adalah banjir akibat lahar dari erupsi atau letusan gunung berapi yang masih aktif.

Akibat letusan gunung berapi tersebut, lahar dingin akan dimuntahkan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya.

Akibatnya, air dalam sungai akan mengalami pendangkalan sehingga ikut meluap kemudian merendam daratan.

4. Banjir lumpur

Banjir lumpur adalah banjir yang disebabkan oleh luapan lumpur. Meski menyerupai banjir bandang tetapi bedanya lumpur keluar dari dalam bumi kemudian menggenangi daratan.

Lumpur yang keluar dari dalam bumi tersebut tidak sama dengan lumpur yang ada di permukaan bumi sebab terdapat kandungan gas-gas kimia berbahaya.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/03/090000369/jenis-jenis-banjir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke