Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2023, 13:57 WIB
Jaya Suprana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DI SEMESTA teori sosiologi terdapat kelompok masyarakat yang disebut aristokrat alias ningrat. Pada lazimnya kelompok ningrat dibedakan dari kelompok rakyat jelata dalam hal produktifitas.

Pada umumnya kelompok ningrat memang bukan kelompok pekerja yang di semesta ekonomi memang produktif mencari nafkah untuk diri sendiri dan keluarganya.

Kaum ningrat tidak perlu bekerja mencari nafkah sendiri, sebab sudah ada kaum proletar yang bekerja mencari nafkah untuk kaum ningrat.

Menarik adalah di semesta ilmu kimia ternyata juga terdapat kelompok yang disebut gas dan di dalam kelompok gas ternyata hadir unsur kimia yang disebut sebagai gas mulia yang di dalam bahasa Inggris disebut sebagai noble gas.

Mohon dimaafkan oleh para ilmuwan kimia bahwa saya pribadi lebih suka menyebut gas mulia sebagai gas ningrat agar lebih sesuai dengan inti sukma naskah sederhana ini.

Ensklopedia Brittanica, memaknakan gas ningrat sebagai “the seven chemical elements that make up Group 18 (VIIIa) of the periodic table. The elements are helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), radon (Rn), and oganesson (Og). The noble gases are colourless, odourless, tasteless, nonflammable gases. They traditionally have been labeled Group 0 in the periodic table because for decades after their discovery it was believed that they could not bond to other atoms; that is, that their atoms could not combine with those of other elements to form chemical compounds. Their electronic structures and the finding that some of them do indeed form compounds has led to the more appropriate designation, Group 18."

Saya pribadi awan kimia, maka saya tidak mampu memahami tentang kenapa para gas ningrat bisa memiliki sifat keningratan yang beda dari sifat kejelataan para gas bukan ningrat di dalam daftar periodic table ilmu kimia akademis.

Namun dari pemaknaan ensikopedia Brittanica tentang gas ningrat, saya dapat menarik kesimpulan bahwa pada hakikatnya pemilahan fungsi dan sifat berdasar status sosial bukan diterapkan terbatas pada manusia belaka, namun juga di bidang sains meliputi fisika dan kimia, bahkan juga astronomi dan kosmologi sebagai ilmu pengetahuan yang berikhtiar memahami alam semesta.

Akibat setiap benda maupun tak benda pada hakikatnya memiliki sifat mandiri yang beda dengan sifat benda lain-lainnya maka muncul segregasi sifat yang secara langsung maupun tidak langsung membentuk peran dan fungsi setiap benda maupun tak benda di alam semesta yang multi dimensional maka multi kompleks dalam ketak-terhinggaan sehingga tidak terjangkau oleh daya tafsir manusia yang memang tidak sempurna.

Namun secara naluriah peradaban, manusia senantiasa intuitif-instinktif berupaya mendekatkan diri ke kesempurnaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com