Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2023, 11:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat di Bumi kita dengan mudahnya mengidentifikasi berbagai bebauan yang ada di sekitar.

Namun bagaimana di luar angkasa, seperti apa baunya?

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Senjata Api Ditembakkan di Luar Angkasa?

Ketika astronot kembali ke Bumi, mereka sering kali menggambarkan aroma luar angkasa yang mirip dengan steak gosong dan bubuk mesiu bekas.

Tapi benarkah demikian?

Bau luar angkasa

Mengutip Live Science, Selasa (5/12/2023) luar angkasa adalah ruang hampa yang hampir sempurna.

Saat berada di sana, para astronot melindungi diri mereka di dalam wahana, menggunakan pakaian antariksa karena paparan langsung tentu saja akan membunuh mereka.

Oleh karena itu, Ofek Birnholtz, ahli astrofisika di Universitas Bar-Ilan di Israel, mengatakan tidak ada seorang pun yang pernah mencium bau luar angkasa secara langsung dan hidup untuk menceritakan kisah tersebut.

Namun setelah kembali dari perjalanan di luar angkasa, para astronot sering mencium bau unik.

Secara keseluruhan, astronot sering membandingkan bau luar angkasa dengan logam panas, daging terbakar, kue terbakar, bubuk mesiu bekas, dan pengelasan logam.

"Deskripsi terbaik yang dapat saya berikan adalah logam; sensasi logam manis yang menyenangkan," tulis Don Pettit, astronot NASA.

"Ini mengingatkan saya pada musim panas kuliah di mana saya bekerja berjam-jam dengan obor las busur memperbaiki alat berat untuk perusahaan penebangan kayu kecil. Itu mengingatkan saya pada asap las yang berbau manis dan menyenangkan. Itulah bau luar angkasa," imbuhnya.

Baca juga: Manfaat Air Kencing untuk Bertahan Hidup di Luar Angkasa

Lantas dari mana aroma itu berasal?

Ada sejumlah kemungkinan penjelasan mengenai bau ini.

Salah satunya ada hubungannya dengan oksigen yang beredar di sekitar Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Sinar ultraviolet dari matahari dapat memecah molekul oksigen (O2), yang terbuat dari dua atom oksigen, menjadi atom oksigen tunggal.

Oksigen atom ini dapat menempel pada pakaian antariksa, dinding pengunci udara, dan benda lain yang terpapar ke luar angkasa, sehingga memicu reaksi kimia yang mungkin menyebabkan bau tersebut

Teori lain adalah bahwa bau itu berkaitan dengan ledakan bintang atau bintang yang sekarat.

Miranda Nelson, pengontrol penerbangan luar angkasa di Mission Control di Johnson Space Center NASA di Houston menyebut ledakan bintang menghasilkan molekul berbau yang dikenal sebagai hidrokarbon aromatik polisiklik, yang ditemukan dalam batu bara, makanan, minyak, dan bahan lainnya.

Akan tetapi Nelson menekankan bahwa kedua gagasan tersebut kekurangan data dari studi resmi.

Menciptakan bau luar angkasa

Meski belum diketahui jelas seperti apa baunya, aroma luar angkasa sendiri pernah coba dibuat kembali.

Baca juga: Ahli Kembangkan Perangkat untuk Tentukan Arah di Luar Angkasa

NASA pernah menugaskan Steve Pearce, ahli biokimia dan CEO Omega Ingredients pada tahun 2018 untuk meniru bau yang digambarkan para astronot.

Tujuannya adalah untuk meminimalisir kejutan yang mungkin dialami astrnot di orbit.

“Saya menciptakan kembali deskripsi para astronot, menggunakan pengetahuan dan pengalaman saya tentang bahan aroma aman yang tersedia, yang jika digabungkan dapat menimbulkan persepsi serupa,” katanya.

Dari penelitian tersebut, Pearce kemudian turut merancam parfum bernama Eau de Space yang menjadi bestseller sejak diluncurkan pada tahun 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com