Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Gempa Banten: Sumber Gempa dalam Lempeng hingga Kerusakan

Kompas.com - 15/01/2022, 14:00 WIB
Mela Arnani,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa tektonik berkekuatan 6,7 magnitudo yang kemudian dimutakhirkan menjadi 6,6 magnitudo mengguncang wilayah Banten pada Jumat (14/1/2022) sore.

Guncangan gempa terasa kuat selama 2-4 detik dan dilaporkan menyebabkan kerusakan di berbagai daerah.

Berikut sejumlah fakta mengenai gempa Banten:

1. Pusat gempa

Gempa yang terjadi berpusat di 52 km barat daya Sumur Banten, tepatnya berada pada 7,21 derajat LS dan 105,05 derajat BT.

Pusat gempa berlokasi di laut pada jarak 132 km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 40 km.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami.

Hasil monitoring BMKG terhadap gempa susulan Selat Sunda atau gempa Banten hingga  Sabtu (15/1/2022) pukul 06.00 WIB terjadi sebanyak 29 kali.

Baca juga: Gempa Hari Ini M 6,7 Guncang Banten, Sudah 2 Kali Gempa Susulan

2. Gempa intraslab

Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, gempa Banten atau Selat Sunda yang terjadi jenisnya mirip dengan gempa selatan Jawa Timur 6,1 magnitudo pada 10 April 2021, yang juga destruktif.

"Sama-sama gempa intraslab, gempa dengan sumber di dalam lempeng," tulis Daryono.

Hal ini dikarenakan, hiposenter gempa jika diplot berada di dalam lempeng Indo-Australia, yang tersubduksi di bawah Selat Sunda-Banten.

Ground motion gempa lebih besar atau lebih kuat dari gempa sekelasnya, untuk sumber lain.

"Gempa ini miskin susulan, ini adalah ciri khas deformasi plate oseanik," papar dia.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh DARYONO BMKG (@daryonobmkg)

Baca juga: BMKG Menyisir Sesar Opak untuk Mitigasi Potensi Gempa di Yogyakarta

3. Dampak gempabumi

Guncangan gempa tak hanya terasa di Banten. Beberapa daerah lain turut merasakan goyangan dari gempa bumi tektonik yang terjadi, seperti

  • Cikeusik dan Panimbang dengan skala intensitas VI MMI
  • Labuan dan Sumur dengan skala intensitas IV MMI
  • Tangerang Selatan, Lembang, Kota Bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, dan Bandar Lampung dengan skala intensitas III-IV MMI
  • Anyer dengan skala intensitas III MMI
  • Jakarta, Kota Tangerang, Ciracas, Bekasi, Kota Bandung, Kabupatten Bogor, dan Kotabumi dengan skala intensitas II-III MMI.

Baca juga: Gempa Terkini: 5 Fakta Dua Gempa Halmahera Utara

4. Potensi gempa Jakarta

Melansir pemberitaan sebelumnya, Chairman Sentinel Asia Tsunami Working Abdul Muhari pada 2018 lalu telah menjelaskan potensi gempa Jakarta bukanlah terjadi akibat sumber gempa atau sesar aktif di bawah Jakarta atau yang melewati Jakarta.

Namun sumber gempa Jakarta yang diprediksi BMKG saat itu adalah megathrust atau sumber gempa besar di selatan Banten, Jawa Barat.

Maka dari itu, masyarakat di kawasan pesisir harus waspada dan lebih mengantisipasinya. Mitigasi gempa dapat disesuaikan dengan karakteristik gempa agar lebih tepat dan efektif.

Perlu dimengerti, pada dasarnya gempa bumi tidak akan langsung menelan korban jiwa, tetapi bangunan yang retak atau rusak akibat guncangan dan kemudian menimpa tubuh seseorang, ini akan menyebabkan adanya korban jiwa saat bencana terjadi.

Baca juga: Gempa Banten Terkini, Ahli Ingatkan Mitigasi Gempa Jakarta Sejak 2018 Lalu

5. Laporan kerusakan

Berdasarkan laporan resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 15 Januari 2022 pukul 00.25 WIB, sebanyak 257 rumah dilaporkan mengalami kerusakan akibat gempa Banten.

Rincian data kerusakan paling banyak terjadi di Kabupaten Pandeglang dengan total rumah rusak berat sebanyak 26 unit, rusak sedang sebanyak 33 unit, rusak ringan sebanyak 131 unit, termasuk 10 unit sekolah, 1 puskesmas, 1 pabrik, 1 kantor pemerintahan, 1 tempat ibadah dan 1 tempat usaha.

Sementara itu, Kabupaten Serang melaporkan sebanyak 16 unit rumah rusak sedang.

Kabupaten Lebak mencatat sebanyak 12 unit rumah rusak berat, 3 unit rusak sedang, 21 rusak ringan, dan 3 unit bangunan sekolah. Selain itu, dilaporkan satu warga mengalami luka ringan terdampak gempa bumi.

Untuk wilayah Kabupaten Sukabumi, ada 3 unit rumah rusak sedang dan 6 unit rumah rusak ringan. Sedangkan di Kabupaten Bogor terdapat 8 rumah rusak sedang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com