Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Purba Manfaatkan Kolam Lumpur untuk Berburu Mammoth

Kompas.com - 26/05/2020, 07:04 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Para arkeolog menemukan tulang belulang milik sekitar 60 mammoth di lokasi bandara baru yang sedang dibangun di utara Meksiko.

Temuan ini pun membuat arkeolog sibuk karena jumlahnya yang memang cukup banyak.

Kendati membuat arkeolog kewalahan, fosil-fosil mammoth ini rupanya membantu menguak bagaimana kehidupan mereka di masa lalu.

Menurut Pedro Sánchez Nava, arkeolog dari Institut Nasional dan Sejarah Meksiko (INAH) tempat fosil mammoth ditemukan itu dulunya merupakan sebuah danau dangkal yang dikenal dengan sebutan Xaltocan.

Baca juga: Manusia Purba Buat Lingkaran dari Tulang Mammoth, Apa Fungsinya?

Walaupun dangkal, danau tersebut subur dan ditumbuhi dengan banyak sekali rumput dan alang-alang.

Tak heran, mammoth-mammoth tertarik untuk mencari makan di tempat tersebut.

Setiap hari mereka dapat mengonsumsi setidaknya 150 kilogram rumput.

"Ini seperti surga bagi mammoth," kata Sánchez Nava, seperti dikutip dari Phys.org, Jumat (22/5/2020).

Selain perilaku mammoth, temuan di Mexico City ini juga menguak hal baru lainnya.

Manusia purba diperkirakan juga memanfaatkan danau dangkal Xaltocan sebagai perangkap alami untuk berburu mammoth.

"Mungkin saja mereka mengejar mammoth hingga masuk ke dalam danau dangkal yang penuh dengan lumpur. Manusia purba memiliki pembagian kerja yang terstruktur untuk mendapatkan daging raksasa," papar Sánchez Nava.

Temuan ini pun memberikan pandangan baru mengenai bagaimana manusia purba berburu hewan berbelalai itu.

Ilustrasi Esteban De Armas Ilustrasi

Selama ini, gambaran klasik menunjukkan kelompok pemburu itu akan digambarkan berpakaian bulu dengan tombak mengejar mammoth di dataran.

Baca juga: Berpenyakit dan Terisolasi, Ini Potret Mammoth Terakhir Sebelum Punah

Banyaknya jumlah mammoth yang ditemukan juga dapat mengubah padangan para ilmuwan tentang bagaimana seberapa sering mammoth muncul dalam menu makan malam nenek moyang kita.

"Sebenarnya, itu mungkin bagian dari makanan sehari-hari mereka," tambah Sánchez Nava.

Sejumlah besar fosil ini pun nantinya juga akan memungkinkan para ahli untuk meneliti bagaimana mammoth makan dan apakah menderita perkawinan sedarah yang dapat berkontribusi dalam kepunahan mereka sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Sementara itu, penggalian fossil mammoth akan terus dilakukan bersamaan dengan proyek pengerjaan bandara yang dijadwalkan selesai pada tahun 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com