Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/04/2020, 21:01 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Pada 1994, ahli arkeologi yang bekerja di Pegunungan Atapuerca, Spanyol, menemukan fosil sekelompok spesies Homo yang beda dari biasanya.

Potongan tulang tersebut terpisah-pisah dan tampak seperti korban kanibalisme. Fragmen tulang ini tampak berasal dari enam individu dan berasal dari kisaran 800.000 tahun lalu.

Potongan tulang yang paling besar memiliki kesamaan dengan manusia modern (Homo sapiens). Potongan tulang tersebut juga memiliki kemiripan dengan manusia purba yang telah punah yaitu Neanderthal dan Denisovan.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Populasi Hantu Manusia Purba Misterius di Afrika

Mengutip Live Science, Minggu (5/4/2020), para ilmuwan menamai spesies ini sebagai Homo antecessor. Kata antecessor merupakan nama latin dari predecessor yang berarti ‘pendahulu’.

Oleh karena potongan tulang ini merupakan fosil spesies Homo tertua di Eropa, beberapa ilmuwan berspekulasi Homo antecessor merupakan nenek moyang dari Neanderthal, Denisovan dan manusia modern.

Hal itu dibuktikan oleh tes protein yang terdapat pada gigi Homo antecessor. Para peneliti menggunakan metode bernama paleoproteomics, yang merupakan studi mengenai protein zaman purba.

Baca juga: Belum Ada Kulkas, Manusia Purba Sudah Simpan Makanan Buat Besoknya

Studi tersebut dipublikasikan pada 1 April 2020 pada jurnal Nature.

Usai membandingkan protein dengan data genetis dari spesies Homo lainnya, para ilmuwan menyimpulkan bahwa protein tersebut tidak sama dengan spesies yang hidup setelahnya.

“Studi mengenai protein menyimpulkan bahwa Homo antecessor memiliki relasi yang dekat dengan spesies nenek moyang Homo sapiens, seperti Neanderthal dan Denisovan,” tutur penulis jurnal Prof Jose Maria Bermudez de Castro, Co-director ekskavasi di Atapuerca.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com