Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Orang Maya Kuno Berkati Lapangan Bola Pakai Cabai, Studi Ungkap

KOMPAS.com - Suku Maya Kuno dikenal sebagai salah satu suku dengan budaya yang unik serta memiliki peradaban yang maju. Tak heran hingga saat ini, banyak peneliti masih mempelajari suku tersebut.

Salah satu temuan yang menarik baru-baru ini adalah peneliti menyebut suku Maya kuno melakukan ritual tertentu untuk memberkati lapangan bola mereka.

Mengutip IFL Science, Rabu (1/5/2024) seperti dalam budaya modern, permainan bola merupakan hal yang penting bagi suku Maya. Itu membuat area untuk bermain bola sering kali dibangun dekat dengan kuil terpenting.

Setidaknya ada dua permainan bola yang sering dimainkan, pok-a-tok, di mana pemain berusaha memasukkan bola melalui ring batu, serta pelota yang hingga kini masih dimainkan oleh sekelompok masyarakat adat di Meksiko dan Amerika Tengah.

Permainan bola tersebut tidak hanya bersifat rekreasional melainkan juga penting secara politik dan spiritual.

Ritual pemberkatan lapangan bola

Nah, dalam sebuah penelitian baru, peneliti menemukan salah satu pembangunan lapangan bola di kota Maya kuno Yaxnohcah ternyata menggunakan serangkaian ritual yang unik.

Orang Maya kuno menyucikan lapangan bola dengan ritual yang menggunakan cabai dan tanaman halusinogen.

Meski, bekas-bekas ritual itu sudah membusuk berabad-abad yang lalu, peneliti berhasil mengidentifikasinya dalam lapisan sedimen dengan menggunakan analisis DNA lingkungan.

Saat menggali Yaxnohcah, para arkeolog menemukan sebuah lapisan yang awalnya digunakan sebagai dasar bangunan sebelum diubah menjadi lapangan bola.

Di bawah lapisan, peneliti kemudian berhasil mengungkap jejak materi genetik dari tanaman yang mungkin dikubur untuk memberkati lapangan bola.

"Ketika orang Maya kuno mendirikan bangunan baru, mereka meminta pada dewa untuk melindungi orang-orang yang menggunakannya," jelas penulis studi Profesor David Lentz dalam sebuah pernyataan.

Beberapa orang menyebutnya sebagai ritual pemenuhan jiwa, untuk mendapatkan berkat dan menenangkan para dewa.

Tanaman untuk ritual

Sebenarnya, cukup mustahil menemukan bahan-bahan yang dipakai dalam ritual tersebut karena merupakan bahan organik yang mudah membusuk.

Namun dengan menggunakan teknis khusus, peneliti berhasil mendeteksi fragmen DNA dari empat tanaman yang digunakan untuk ritual.

Tanaman yang paling menarik adalah sejenis morning glory atau dikenal dengan nama xtabentun. Biji dari tanaman tersebut bersifat halusinogen atau menimbulkan efek halusinasi karena mengandung senyawa psikedelik.

Sumber tertulis menunjukkan bahwa tanaman tersebut mungkin digunakan oleh suku Maya kuno untuk ritual yang mengakibatkan kondisi tidak sadar dan ramalan.

Namun hingga saat ini, tidak ada bukti arkeologis mengenai penggunaan xtabentun yang pernah ditemukan dalam konteks Maya.

Selain itu DNA cabai juga terdeteksi, menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan sebagai obat dan untuk ramalan ini digunakan dalam ritual.

Jauh dari sekadar bumbu, cabai dianggap sangat menyembuhkan dalam tradisi Maya, dan terus digunakan sebagai pengobatan untuk tuberkulosis, keterlambatan proses melahirkan, diare, darah dalam tinja atau urin, sakit telinga, wasir, luka kulit, radang sendi, dan asma.

Dalam sampel DNA, peneliti juga mengidentifikasi sejenis kayu lancewood obat dan daun pohon yang dikenal sebagai jool, yang mungkin digunakan dalam upacara.

“Karena sifat halusinogennya, temuan xtabentun menunjukkan bahwa tujuan dari ritual yang tidak biasa ini mungkin ada hubungannya dengan ramalan,” tulis penulis peneliti.

“Namun, kemungkinan yang lebih kuat adalah bahwa ini adalah bagian dari ritual pemujaan atau perbaikan bumi yang dirancang untuk mendamaikan para dewa dengan cara yang akan memastikan berkah mereka dalam aktivitas selanjutnya yang terkait dengan ruang upacara dan lapangan bola yang baru dibangun,” tambah mereka.

Studi ini dipublikasikan di jurnal PLOS ONE.

https://www.kompas.com/sains/read/2024/05/12/081638923/orang-maya-kuno-berkati-lapangan-bola-pakai-cabai-studi-ungkap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke