Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebisingan Lalu Lintas Ancam Kehidupan Burung, Kenapa Begitu?

KOMPAS.com - Sebuah penelitian baru mengungkapkan polusi suara dari lalu lintas bisa menghambat pertumbuhan anak burung, bahkan saat masih berada di dalam telur.

Menurut studi itu, lalu lintas kota memberikan dampak negatif jangka panjang terhadap kesehatan, pertumbuhan, dan reproduksi burung dan anaknya yang belum menetas.

"Suara memiliki dampak yang jauh lebih kuat dan langsung terhadap perkembangan burung dibandingkan yang kita ketahui sebelumnya," papar Mylene Mariette, pakar komunikasi burung di Deakin University di Australia dan salah satu penulis penelitian.

Mengutip Guardian, Jumat (26/4/2024) banyak penelitian yang menunjukkan bahwa polusi suara menyebabkan stres pada burung dan mempersulit komunikasi bagi mareka.

Tapi apakah stres karena kebisingan itu sudah terjadi pada usia muda atau apakah kebisingan kemudian menganggu lingkungan dan pengasuhan induk, itu masih belum jelas.

Untuk mengetahuinya, tim peneliti secara rutin memberi paparan telur burung zebra finch dengan berbagai kondisi.

Kondisi itu termasuk memutar rekaman burung zebra finch yang menenangkan atau kebisingan lalu lintas kota seperti suara motor dan mobil yang lewat.

Peneliti melakukan hal yang sama pada anak burung yang baru lahir selama sekitar empat jam semalam hingga 13 malam, tanpa membuat induk burung tersebut terkena suara.

Mereka memperhatikan bahwa telur burung memiliki kemungkinan 20 persen lebih kecil untuk menetas jika terkena kebisingan lalu lintas.

Sementara anak burung yang menetas berukuran 10 persen lebih kecil dan hampir 15 persen lebih ringan dibandingkan anak burung lainnya.

Ketika tim melakukan analisis pada sel darah merah dan telomer mereka, sel-sel tersebut lebih terkikis dan lebih pendek dibandingkan yang lainnya.

Dampaknya terus berlanjut bahkan setelah anak burung tidak lagi terpapar polusi suara hingga usia reproduksi empat tahun kemudian.

Penelitian selanjutnya kemudian menunjukkan burung-burung yang terganggu oleh kebisingan pada tahap awal kehidupan mereka itu menghasilkan kurang dari setengah jumlah keturunan dibandingkan burung-burung lainnya.

“Kami memperkirakan akan ada dampaknya, namun kami tidak memperkirakan dampaknya akan begitu kuat,” kata Mariette.

Apalagi paparan terhadap polusi suara relatif ringan dan hanya berlangsung selama empat jam sehari. Sehingga temuan itu membuat peneliti terkejut.

Hasil studi ini pun menimbulkan kekhawatiran, terutama ketika kondisi kebisingan sering terjadi atau terus menerus seperti burung yang tinggal di lingkungan bising, dekat bandara, atau jalan raya yang sibuk.

Hans Slabbekoorn, seorang profesor ekologi akustik dan perilaku di Universitas Leiden di Belanda yang tidak terlibat dalam penelitian baru menemukan bahwa burung-burung di bandara terpapar pada tingkat kebisingan yang sangat keras sehingga mereka mungkin mengalami tuli sebagian.

Lebih lanjut dibutuhkan banyak data lainnya untuk menentukan berapa banyak burung dan spesies apa saja yang terganggu dengan tingkat kebisingan lalu litas.

Selain itu juga untuk mengetahui tingkat kebisingan, pola, nada, atau elemen kebisingan lalu lintas seperti apa yang mengangu burung-burung tersebut.

Studi dipublikasikan di jurnal Science.

https://www.kompas.com/sains/read/2024/05/03/080000123/kebisingan-lalu-lintas-ancam-kehidupan-burung-kenapa-begitu-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke