Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Aktivitas Matahari Menyebabkan Paus Terdampar?

KOMPAS.com - Penelitian menunjukkan, beberapa spesies paus lebih mungkin tersesat dan secara tidak sengaja terdampar selama periode peningkatan aktivitas matahari, misalnya saja badai matahari.

Aktivitas matahari itu bisa menjadi lebih sering terjadi selama periode maksimum matahari atau fase paling aktif dari siklus 11 tahun matahari.

Ini tentu dapat menimbulkan masalah bagi kelompok hewan di laut, terutama paus.

Lantas mengapa aktivitas matahari itu membuat paus berpotensi lebih sering terdampar?

Hubungan aktivitas matahari dan navigasi paus

Dikutip dari Live Science, Jumat (8/9/2023) paus adalah salah satu hewan yang bisa merasakan medan magnet. Hal tersebut mungkin terkait dengan kemampuan navigasi paus menggunakan medan magnet.

Paus yang terdampar, kemungkinan disebabkan karena mamalia laut ini sulit merasakan medan magnet bumi ketika aktivitas matahari terjadi, seperti saat badai matahari menghantam planet.

"Sejumlah besar hewan dapat merasakan medan magnet bumi. Kemampuan ini disebut magnetoreception," ungkap Kenneth Lohmann, ahli biologi di University of North Carolina.

Beberapa spesies hewan yang punya kemampuan itu antara lain lobster, ikan, penyu, burung, migran, dan beberapa serangga, termasuk juga paus. Bahkan, beberapa hewan menggunakannya untuk mengarahkan dirinya ke arah tertentu, seperti menggunakan kompas.

Namun bagi yang lain, ini bertindak seperti sistem GPS yang memungkinkan mereka mengetahui secara pasti di mana mereka berada dan ke mana mereka harus pergi.

Setidaknya dua spesies paus yaitu paus abu-abu (Eschrichtius Robustus) dan paus sperma (Physeter macrocephalus) menggunakan magnetoreception.

Spesies paus lainnya, seperti paus bungkuk (Megaptera novaeangliae), kemungkinan besar juga menggunakan magnetoreception. Akan tetapi membuktikan hal tersebut memang sulit.

Pengaruh badai matahari pada navigasi paus

Kendati demikian ahli mengungkapkan jika memang magnetoreception bekerja pada paus, badai matahari bisa berpotensi mengacaukannya.

Pada tahun 2020, para ilmuwan menemukan bahwa paus abu-abu yang bermigrasi memiliki kemungkinan empat kali lebih besar untuk terdampar selama periode peningkatan jumlah bintik matahari di matahari antara tahun 1985 dan 2018.

Jumlah bintik matahari adalah indikator utama aktivitas matahari.

Dan pada tahun 2017, para peneliti mengaitkan tingginya konsentrasi paus sperma yang terdampar di awal tahun 2016 dengan serangkaian badai matahari yang terjadi pada waktu yang hampir bersamaan.

Para peneliti percaya bahwa peningkatan kebisingan frekuensi radio, yang sering menyertai badai matahari, kemungkinan besar mengganggu reseptor magnetik paus.

"Peristiwa tersebut secara efektif membuat mereka kesulitan dalam merasakan medan magnet," papar Jesse Granger, ahli sensorik biologi di Duke University.

Hal ini menjadi lebih mungkin terjadi selama periode maksimum matahari, ketika badai matahari menjadi lebih sering terjadi.

Ancaman di masa depan

Titik maksimum matahari berikutnya diperkirakan akan terjadi pada tahun 2025.

Tetapi awal tahun ini, titik maksimum matahari mungkin terjadi lebih cepat dan aktif dari perkiraan sebelumnya dan kemungkinan terjadi pada akhir tahun 2023 atau awal 2024.

Bila siklus matahari mendatang lebih aktif dari yang diperkirakan, maka hal ini dapat menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi paus.

Badai matahari tidak hanya akan lebih banyak terjadi tetapi juga akan lebih kuat, yang berarti kemungkinan besar dampaknya akan cukup kuat untuk mengganggu magnetoreception paus.

Namun perlu studi lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara aktivitas matahari dengan terdamparnya paus.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/09/09/133000923/apakah-aktivitas-matahari-menyebabkan-paus-terdampar-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke