Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hiu Greenland dari Arktik Mendadak Muncul di Laut Tropis, Ada Apa?

KOMPAS.com - Ahli biologi terkejut menemukan hiu Greenland yang biasanya ditemukan di Laut dalam Arktik berada ribuan kilometer dari habitat aslinya.

Vertebrata yang hidup paling lama di Bumi itu ditemukan di Laut tropis Karibia.

Temuan tersebut diketahui para ahli biologi saat mereka sedang menandai hiu macan di lepas pantai Belize, Karibia.

Setelah memasang tali pancing di Atol Terumbu Karang Glover sambil memantau dan meneliti hiu macan, para ahli biologi menemukan tali pancing yang digunakan untuk keperluan tersebut telah berpindah beberapa kilometer jauhnya dari terumbu karang ke perairan sedalam 609 meter.

Ketika ditelusuri lebih lanjut, mereka terkejut menemukan hiu Greenland.

"Hiu itu keliatan sangat tua," kata Hector Daniel Martinez, salah satu peneliti.

Penampakan hiu Greenland

Mengutip Science Alert, Senin (4/9/2023) awalnya, ilmuwan menduga itu mungkin hiu enam insang, predator laut dalam yang dominan.

Namun setelah memotret hewan yang jarang terlihat tersebut, mereka memastikan identitasnya kemungkinan besar adalah hiu Greenland.

“Kami tiba-tiba melihat makhluk yang bergerak sangat lambat dan lamban di bawah permukaan air,” Devanshi Kasana, ahli biologi dan Ph.D. kandidat di laboratorium Ekologi dan Konservasi Predator Universitas Internasional Florida.

Hiu Greenland adalah vertebrata yang hidup paling lama di Bumi dengan usia bisa mencapai 250 hingga 500 tahun.

Hiu ini hidup ribuan meter di bawah air dalam kegelapan pekat dan jarang terlihat atau difoto.

Hanya ada sedikit detail yang diketahui mengenai umur mereka yang sangat panjang.

Di kedalaman air, hiu ini tumbuh bergerak dan menua secara perlahan. Gaya hidup mereka yang hemat energi dan bergerak lambat merupakan adaptasi penting terhadap laut dalam yang kekurangan nutrisi.

Menemukan hiu Greenland di dekat terumbu karang di lepas pantai Belize adalah hal yang tidak terduga tetapi masuk akal.

Hiu yang tidak dikenal ini berkembang biak di laut dalam Arktik dan dapat menghuni wilayah laut dalam lainnya, termasuk Karibia.

Kemiringan terumbu di dekatnya mencapai kedalaman hingga 2895 meter yang menawarkan lingkungan dingin dan gelap yang cocok untuk hiu Greenland.

Temuan ini pun menimbulkan pertanyaan apakah hiu Greenland bermigrasi ke Karibia dari perairan Arktik atau menghabiskan sebagian besar hidupnya di kedalaman perairan tropis di wilayah tersebut.

Pertanyaan ini masih belum terjawab, namun ada kemungkinan besar bahwa lebih banyak lagi mahluk misterius ini yang berkeliaran di kedalaman gelap Karibia, tersembunyi dari pandanggan kita.

"Saya ragu, itu adalah hiu Greenland satu-satunya yang ada di laut Karibia," kata Demian Chapman, direktur Penelitian Konservasi Hiu dan Pari di Mote Marine Laboratory and Aquarium.

Laut dalam sebagian besar masih belum dijelajahi, dan penemuan hiu Arktik ini menjadi pengingat bahwa lautan dan biosfernya masih banyak yang belum diketahui.

Sekilas mengenai hiu Greenland

Sebuah studi tahun 2020 menentukan melalui analisis genetik bahwa ada dua populasi hiu Greenland yang terpisah secara geografis.

Satu kelompok berenang di dekat Cekungan Baffin Kanada, di atas Lingkaran Arktik.

Sementara kelompok lainnya menempati perairan Samudra Atlantik Utara antara Nova Scotia dan Svalbard, dekat Norwegia.

Hiu Greenland pada dasarnya adalah pemakan bangkai, memakan segala sesuatu (hidup atau mati), termasuk ikan, anjing laut, beruang kutub, dan paus.

Beberapa hiu dapat tumbuh hingga panjang 7 meter dan berat hingga 1.200 kilogram.

Menurut sebuah penelitian tahun 2016, hiu Greenland baru akan mencapai kematangan seksual setidaknya setelah usia mereka mencapai 134 tahun.

Hasil pengamatan hiu Greenland ini dipublikasikan di jurnal sains Marine Biology.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/09/04/160000723/hiu-greenland-dari-arktik-mendadak-muncul-di-laut-tropis-ada-apa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke