Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejak Kapan Manusia Memakan Siput?

KOMPAS.com - Beberapa orang mungkin berpikir siput merupakan hewan yang tidak seharusnya dikonsumsi.

Namun beberapa yang lainnya pun menganggap bahwa siput adalah bahan makanan yang lezat untuk dimakan.

Dan ternyata kebiasaaan memakan siput ini tidak datang dengan tiba-tiba melainkan sudah ada sejak ada jauh-jauh hari.

Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bukti paling awal orang prasejarah yang memasak dan memakan moluska tersebut.

Tapi jangan bayangkan manusia purba memakan siput seperti yang kita makan hari ini karena ukuran siput di masa lalu sebenarnya bisa dikatakan sangat besar.

Temuan cangkang siput

Mengutip IFL Science, Kamis (6/4/2023) kapan manusia mengkonsumsi siput ini disimpulkan setelah tim peneliti dari Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan menemukan pecahan cangkang siput darat dari keluarga Achatinidae.

Siput yang ditemukan di gua yang terletak di tebing dekat Afrika Selatan ini dapat tumbuh hingga sepanjang 16 sentimeter.

Situs tersebut telah digali berkali-kali sejak tahun 1930-an, tetapi baru selama eskavasi yang dilakukan antara tahun 2015 dan 2019, pecahan cangkang siput darat raksasa ditemukan.

Kepingan cangkang yang ditemukan dalam jumlah relatif banyak ini muncul dalam berbagai lapisan sedimen yang berasal dari 70.000 hingga 170.000 tahun yang lalu.

Cangkang terdiri dari berbagai warna mulai dari krem berkilau hingga coklat dan abu-abu.

Menurut tim, hewan invertebrata, seperti siput, membentuk lebih dari 95 persen keanekaragaman hayati Bumi, tetapi sering diabaikan dalam penelitian arkeologi.

Ini karena mereka dianggap tidak penting bagi pemahaman kita tentang sejarah perilaku manusia.

Marginalisme ini diperparah dengan betapa kecilnya sebagian besar spesimen, yang berarti mereka memiliki peluang lebih kecil untuk bertahan hidup dalam catatan arkeologi.

Tapi ini bisa menjadi pengecualian dengan mempelajari cangkangnya.

Siput darat dapat muncul di lokasi penggalian karena secara alami terdapat di daerah tersebut, di mana mereka mengubur diri di dalam tanah untuk menghindari dehidrasi.

Kemungkinan selanjutnya adalah siput bisa berada di lokasi penggalian karena masuk melalui perantara manusia misalnya untuk dimakan atau menggunakan cangkangnya untuk tujuan yang berbeda.

"Moluska terestrial adalah sumber nutrisi yang sangat baik, mereka mudah ditemukan dan tidak berbahaya untuk dikumpulkan. Siput juga dapat disimpan untuk beberapa waktu sebelum dikonsumsi," tulis peneliti.

Selain itu, siput mudah disiapkan dan dicerna oleh manusia selama bisa menguasai api.

Mengingat bahwa hominin telah menggunakan api setidaknya selama 400.000 tahun, ada kemungkinan siput memang sudah dikonsumsi manusia awal.

Manusia mengkonsumsi siput

Untuk menguji hipotesis bahwa siput ada di lokasi karena dikonsumsi manusia, tim mengambil cangkang siput darat modern dan memecahnya menjadi beberapa bagian.

Fragmen dengan berbagai ukuran dan warna berbeda kemudian dipanaskan selama 5 menit hingga 36 jam.

Paparan suhu yang lebih tinggi dan periode pemanasan yang lebih lama mengubah fragmen yang sebelumnya putih menjadi warna putih salju.

Sementara sampel krem dan coklat berubah menjadi putih dan abu-abu.

Proses pemanasan juga menghilangkan kilap cangkang karena bahan organik yang bertanggung jawab atas kemilau dalam struktur cangkang ini telah habis terbakar.

Cangkang juga menunjukkan tanda-tanda retak mikro ekstrim yang disebabkan oleh pemanasan.

Hasil tersebut sama dengan pola yang terdapat pada cangkang prasejarah yang ditemukan di situs Afrika Selatan.

"Temuan ini menunjukkan bahwa pecahan cangkang kemungkinan besar dipanaskan," ungkap peneliti.

Hal tersebut membuat peneliti berkesimpulan bahwa siput telah dikonsumsi manusia sejak sekitar 170.000 tahun lalu. Gagasan ini diperkuat oleh sisa-sisa makanan yang ditemukan seperti biji dan tulang yang ditemukan di dekatnya.

Hasil ini tidak hanya mengungkapkan tentang kebiasaan makan nenek moyang kita tetapi juga memungkinkan melihat sekilas ke dalam kehidupan sosial Homo sapiesn awal yang berpotensi kompleks.

Studi dipublikasikan di Quaternary Science Review.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/04/08/033600323/sejak-kapan-manusia-memakan-siput-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke