Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Paus Bisa Menderita Skoliosis?

KOMPAS.com - Para pelaut menemukan seekor paus sirip besar menderita kelainan tulang belakang atau skoliosis di lepas pantai kota Cullera, di sepanjang pantai timur Spanyol.

Paus tersebut tampak kesulitan berenang. Nahkoda kapal yang melihatnya kesulitan berenang kemudian melaporkan apa yang ia lihat ke Spanish Civil Guard and Oceanografic Valencia, sebuah oseanarium di Valencia.

Oceanarium kemudian mengirim tim penyelamat untuk membantu paus. Mereka kemudian dengan cepat menyadari bahwa paus tidak terjerat jaring tetapi memiliki kelainan bentuk yang serius pada tulang punggungnya yang tidak diketahui penyebabnya.

Sebelumnya, paus dianggap terjerat jaring ikan yang hanyut.

Hanya saja karena hewan berada di laut lepas dan juga karena ukurannya yang sekitar 17 meter dengan berat 40 ton, tim tidak dapat menempatkan pelacak jarak jauh di atasnya untuk melacak keberadaan dan mengetahui kondisinya lebih lanjut.

Setelah beberapa jam, paus menjauh dari pantai dan menghilang ke Mediterania. Namun peneliti menyatakan mengingat kondisi umum dengan masalah berenangnya, kemungkinan besar hewan laut tersebut dapat muncul lagi di sepanjang pantai.

Paus bisa menderita skoliosis

Pada manusia kelainan tulang punggung ini sering disebut skoliosis. Skoliosis adalah kelengkungan lateral yang abnormal pada tulang belakang dan paling sering didiagnosis pada manusia selama masa kanak-kanak atau remaja awal.

Akan tetapi, apakah kondisi tersebut juga bisa terjadi pada hewan, seperti kasus paus sirip di Spanyol?

Dikutip dari IFL Science, Rabu (15/3/2023) selain kasus skoliosis pada paus sirip, ternyata kelainan ini juga telah diamati pada banyak spesies hewan, dari hewan peliharaan hingga ikan, tikus, jerapah, dan bahkan ular.

Lalu bagaimana dengan skoliosis pada paus?

Mamalia laut ini pada umumnya tidak diketahui mengembangkan skoliosis secara spontan.

Jadi, jika ditemukan paus yang menunjukkan kelainan bentuk pada tulang belakangnya, itu disebabkan karena cedera. Kemungkinan terjadi karena tabrakan kapal.

Sebelumnya, pada Juli 2019, peneliti berhasil memeriksa bangkai seekor paus minke yang merupakan jenis paus balin lain yang terdampar di Belanda.

Hewan laut tersebut juga menunjukkan tanda-tanda masalah dengan tulang belakangnya yang disebabkan oleh semacam trauma.

Bangkai itu kemudian memberikan kesempatan langka bagi peneliti untuk memeriksa bagaimana tubuh hewan bisa berubah bentuk.

Hasilnya, menunjukkan bahwa pergeseran yang dirasakan dalam penyelarasan dan keseimbangan tulang belakang dapat menyebabkan respon yang seragam di mana hewan mengkompensasi kerusakan.

Paus sirip adalah spesies paus balin yang berarti mereka menyaring makanannya dari air di sekitarnya melalui pelat balin--tonjolan seperti saringan yang kuat dan fleksibel yang terbuat dari keratin, zat yang sama dengan kuku kita.

Spesies paus ini ditemukan di seluruh lautan dunia dan namanya diambil dari sirip di bagian belakang punggungnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/03/15/170000023/apakah-paus-bisa-menderita-skoliosis-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke