Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PVMBG: Material Erupsi Gunung Anak Krakatau Tak Bahayakan Warga Banten dan Sebesi

KOMPAS.com- Update aktivitas erupsi gunung api Anak Krakatau, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) informasikan material erupsi tidak akan bahayakan warga Sebesi dan Banten.

“Material dari erupsi Gunung Api Anak Krakatau (GAK) yang membahayakan jiwa umumnya tidak akan menjangkau warga Sebesi dan Banten, kalaupun sampai, hanya abu vulkaniknya karena bergantung pada arah dan kecepatan angin, dan ini dapat dimitgasi dengan menggunakan masker,” tulis PVMBG dikutip Kompas.com dari akun resminya @pvmbg_ pada Sabtu (23/4/2022).

Sebagai informasi, Gunung Anak Krakatau (GAK) kembali mengalami erupsi pekan ini mulai tanggal 17 April 2022.

Pada erupsi yang terjadi sekitar pukul 21.15 WIB itu, Gunung Anak Krakatau menyemburkan abu vulkanik dengan ketinggian mencapai 800 meter di atas puncak.

Letusan pada waktu dan hari itu menjadi yang ke-29 kali selama tahun 2022. Letusan Gunung Anak Krakatau dimulai pada Kamis (3/2/2022). Rentetan aktivitas berlangsung hingga April.

Namun ternyata, rentetan erupsi ini tidak berhenti sampai hari Minggu (17/4/2022).

Berdasarkan data yang tercatat di Magma ESDM dari PVMBG menunjukkan, rentetan aktivitas erupsi ini masih terjadi sampai 22 April 2022. CCTV Krakatau LAVA93 memperlihatkan api erupsi terekam pada pukul 23.54 WIB.

Sementara, dari keterangan lainnya pada malam hari sekitar pukul 19.38 WIB di pos pemantauan terdengar sesekali suara gemuruh letusan.

Serta, 8 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 37-60 mm, dan lama gempa 35-88 detik; 8 kali gempa hembusan dengan amplitudo 15-36 mm, dan lama gempa 20-65 detik; dan 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 2-55 mm, dominan 50 mm.

Berkaitan dengan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau ini, PVMBG pun mengeluarkan beberapa update perkembangan terkini yang perlu diketahui masyarakat.

1. Dilarang mendekati komplesk GAK

Seperti yang disebutkan sebelumnya, meskipun material erupsi tidak membahayakan jiwa umumnya tidak akan menjangkau warga Sebesi dan Banten, masyarakat tetap harus mengenakan masker untuk menjaga diri.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak boleh mendekatai kompleks Gunung Anak Krakatau sesuai yang sudah direkomendasikan, yakni sekitar radius 2 kilometer dari kawah.

2. Suara gemuruh erupsi

PVMBG menegaskan, suara gemuruh yang masih terdengar dari Gunung Anak Krakatu ini tidak boleh membuat masyarakat sampai panik berlebihan.

Bunyi gemuruh erupsi gunung Anak Krakatau adalah karakter aslinya gunung api ini, terutama dalam fase erupsi Strombolian, kadang suaranya besar kadang kecil.


3. Gunung Anak Krakatau sudah melewati fase kolaps

GAK sudah melewati fase kolaps yang mengakibatkan tsunami pada 2018 lalu.

Sejarah menunjukkan bahwa pasca kolaps, maka GAK akan mengalami pertumbuhan tubuhnya kembali, lewat erupsi-erupsi di masa depan.

Ketinggian 300 meter adalah ketinggian kritis bagi GAK untuk kembali kolaps, kecuali seluruh tubuh GAK di bawah laut ikut kolpas, namun ini belum pernah terjadi kecuali di tahun 1883 yang diakibatkan oleh erupsi besar.

Tapi indikasi untuk erupsi besar belum teramati dari data hingga saat ini, namun indikasi suplai magma masih terus terjadi.

“Erupsi Gunung Anak Krakatau, bisa letusan dengan lontaran piroklastik atau bisa juga strombolian, mungkin bergantian, dan bisa terjadi setiap tahun meskipun tidak terus menerus,” jelas PVMBG.

Oleh sebab itu, masyarakat dan aparat terkait diminta untuk tetap waspada, tidak masuk atau mendekati ke kompleks Gunung Anak Krakatau, mengenali informasi peringatan dini gunung api dari waktu ke waktu, begitupun informasi terkait gempa dan tsunami.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/24/090100823/pvmbg--material-erupsi-gunung-anak-krakatau-tak-bahayakan-warga-banten-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke