Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gempa Talaud Hari Ini Sudah 9 Kali Susulan, BMKG Tegaskan Bukan Gempa Megathrust

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya sembilan gempa susulan pasca-gempa Talaud bermagnitudo 6,0 mengguncang wilayah Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, magnitudo terbesar dari gempa susulan atau aftershock yang terjadi berkekuatan 4,5 magnitudo.

“Hingga pukul 11.30 WIB hasil monitoring menunjukkan adanya sembilan aktivitas gempa bumi susulan, dengan magnitudo terbesar 4,5,” kata Dwikorita dalam konferensi pers, Sabtu (22/1/2022).

Adapun pusat gempa terletak di luat pada jarak 34 km arah selatan Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud pada kedalaman 37 km.

Gempa hari ini yang terjadi merupakan gempa dangkal akibat deformasi lempeng laut Maluku dan tidak berpotensi tsunami.

“Gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik mendatar atau oblique thrust,” papar Dwikorita.

Gempa Talaud bukan megathrust

Secara terpisah, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengungkapkan bahwa gempa Talaud Sulawesi Utara yang terjadi ini bukanlah gempa megathrust.

Hal tersebut berdasarkan parameter gempa dan lokasi episenternya.

“Seperti tadi disampaikan kalau melihat parameter gempa dan lokasi episenter itu bukan berada di posisi megathrust. Tapi akibat adanya deformasi kerak dangkal di lempeng Maluku,” papar Bambang.

Ia menambahkan, wilayah Indonesia memang rawan akan terjadinya gempa bumi, sehingga masyarakat harus selalu waspada dan memahami mitigasi gempa bumi dengan benar, termasuk bangunan yang tahan gempa.

Dampak guncangan gempa Talaud dirasakan di Melonguane, Kepulauan Talaud dengan skala intensitas III-IV MMI.

Sejauh ini, gempa Talaud telah menyebabkan kerusakan ringan dari dua rumah warga dan sebuah gereja.

Bambang mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada, serta tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Selain itu, masyarakat diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," ujar Bambang.

Catatan sejarah gempa merusak

Sejarah gempa di Laut Maluku (Kepulauan Talaud, Halmahera, dan zona tunjaman lempeng Laut Filipina) cukup banyak, yang menunjukkan di wilayah ini sudah sering terjadi gempa kuat dan merusak, seperti

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/22/130300423/gempa-talaud-hari-ini-sudah-9-kali-susulan-bmkg-tegaskan-bukan-gempa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke