Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Hal yang Penting Diketahui tentang Varian Delta

KOMPAS.com – Kekhawatiran utama akan pandemi Covid-19 saat ini adalah varian delta, yakni varian baru virus corona yang sangat menular.

Inci Yildirim, MD, PhD, spesialis penyakit menular pediatrik dari Yale Medicine, mengatakan bahwa semua virus berevolusi dari waktu ke waktu dan mengalam perubahan saat menyebar dan bereplikasi.

Dari apa yang diketahui para ahli sejauh ini, orang yang sepenuhnya telah divaksinasi dapat memiliki perlindungan terhadap varian Delta.

Sementara itu, orang yang belum divaksinasi menjadi yang paling berisiko terinfeksi varian baru.

Dilansir dari Yale Medicine, berikut adalah 4 hal yang penting diketahui tentang varian Delta yang sangat menular:

1. Delta lebih menular

Kasus Delta pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember 2020 di India. Ia menyebar dengan cepat dan dalam waktu singkat menjadi kasus dominan di India dan Inggris.

Menjelang akhir bulan Juni 2020, Delta telah mencatat lebih dari 20 persen kasus di Amerika Serikat (AS), menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Delta menyebar 50 persen lebih cepat dibandingkan varian Alpha, yang penularannya 50 persen lebih cepat dari varian asli SARS-CoV-2.

Dengan demikian, World Health Organization (WHO) menyebut varian Delta sebagai “yang tercepat dan terkuat”.

2. Orang yang tidak divaksin berisiko terinfeksi

Orang yang belum sepenuhnya mendapat vaksin Covid-19 adalah kelompok yang paling berisiko terinfeksi.

Selain itu, anak-anak dan remaja juga menjadi perhatian. Dr. Yildirim mengatakan, sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa anak-anak dan orang dewasa di bawah 50 tahun 2,5 kali lebih mungkin terinfeksi Delta.

“Ketika kelompok usia yang lebih tua divaksinasi, mereka yang lebih muda dan tidak divaksinasi akan berisiko lebih tinggi terkena Covid-19 dari varian apapun,” ujarnya.

3. Vaksinasi adalah perlindungan terbaik terhadap Delta

Hal terpenting yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari varian Delta, selain menerapkan protokol kesehatan, adalah mendapatkan vaksinasi lengkap.

Misalnya, seseorang yang sudah mendapatkan suntikan pertama vaksin harus mendapatkan suntikan kedua pada periode vaksinasi berikutnya.

Vaksinasi juga membantu melindungi dari gejala infeksi Covid-19 yang parah, seperti sesak napas dan nyeri dada.

4. Tingkat keparahan dan gejala Delta

Studi dari Skotlandia menunjukkan bahwa varian Delta sekitar dua kali lebih mungkin mengakibatkan rawat inap pada individu yang tidak divaksinasi dibandingkan varian Alpha.

Meski demikian, penelitian lebih lanjut mengenai tingkat keparahan akibat infeksi varian Delta masih dibutuhkan.

Mengenai gejalanya, Dr. Yildirim mengatakan, Delta dapat ditandai oleh gejala batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam.

Hal ini berdasarkan pada survei terbaru di Inggris, yang lebih dari 90 persen kasusnya disebabkan oleh Delta.

Untuk melawan Delta, Analisis Public Health England menunjukkan setidaknya ada dua vaksin yang efektif.

Pertama, vaksin Pfizer-BioNTech, yakni 88 persen efektif terhadap penyakit simtomatik dan 96 persen terhadapp rawat inap dari Delta.

Kedua, vaksin Oxford-AstraZeneca, yakni 60 persen efektif terhadap penyakit simtomatik dan 93 persen efektif terhadap rawat inap.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/15/203200423/4-hal-yang-penting-diketahui-tentang-varian-delta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke