Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penemuan Rontgen, Teknologi yang Disebut Mukjizat Medis

KOMPAS.com - Rontgen adalah teknologi medis yang membantu dokter di rumah sakit, melihat kondisi organ dalam pasien.

Adalah Wilhelm Conrad Röntgen yang menemukan teknologi yang dapat memperlihatkan organ dalam tubuh manusia. 

Penemuan yang mengubah dunia ini ditemukan Röntgen pada 8 November 1895. Ilmuwan asal Jerman ini menjadi orang pertama yang mengamati manfaat sinar-X, seperti dikutip dari History, Kamis (11/2/2021). 

Kemajuan ilmiah yang pada akhirnya bermanfaat di berbagai bidang, khususnya kedokteran. Membuat apa yang selama ini tidak dapat terlihat menjadi terlihat.

Penemuan rontgen terjadi secara tidak sengaja di laboratorium Wurzburg, Jerman, di mana Wilhelm Conrad Röntgen menguji apakah sinar katoda dapat melewati kaca, saat dia melihat cahaya yang berasal dari layar yang dilapisi bahan kimia di dekatnya.

Wilhelm Röntgen kemudian menjuluki sinar ini dengan istilah 'sinar-x' karena sifatnya yang tidak diketahui.

Sinar-x adalah gelombang energi elektromagnetik yang bertindak serupa dengan sinar cahaya, tetapi pada panjang gelombang sekitar 1.000 kali lebih pendek daripada cahaya.

Wilhelm Röntgen melakukan serangkaian eksperimen di labnya untuk memahami penemuannya ini lebih jauh.

Ia mengetahui bahwa sinar-x menembus daging manusia, tetapi tidak menembus zat dengan kepadatan lebih tinggi seperti tulang atau timah dan dapat difoto.

Penemuan rontgen dijuluki sebagai mukjizat medis dan sinar-x segera menjadi alat diagnostik penting dalam kedokteran, karena memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam tubuh manusia untuk pertama kalinya tanpa operasi.

Sinar-x pertama kali digunakan di medan perang militer, selama Perang Balkan, tahun 1897, untuk menemukan peluru dan patah tulang di dalam tubuh pasien.

Ilmuwan dengan cepat menyadari manfaat sinar-x, namun belum memahami efek berbahaya dari radiasi yang dihasilkan dari sinar tersebut.

Awalnya, sinar-X diyakini bisa menembus daging secara tidak berbahaya sama halnya dengan cahaya biasa.

Namun, dalam beberapa tahun, para peneliti mulai melaporkan kasus luka bakar dan kerusakan kulit setelah terpapar sinar-x.

Selanjutnya, pada tahun 1904, asisten Thomas Edison, Clarence Dally, yang telah bekerja secara ekstensif dengan sinar-x, meninggal karena kanker kulit.

Kematian Dally menyebabkan beberapa ilmuwan mulai mengambil tindakan untuk mempelajari risiko radiasi dengan lebih serius, tetapi masih belum sepenuhnya dipahami.

Selama tahun 1930-an, 40-an dan 50-an, banyak toko sepatu Amerika menampilkan fluoroskop yang menggunakan sinar-x untuk memungkinkan pelanggan melihat tulang di kaki mereka; namun pada tahun 1950-an praktik ini ditetapkan sebagai bisnis yang berisiko.

Atas penemuannya ini, Wilhelm Röntgen menerima banyak penghargaan, termasuk Hadiah Nobel pertama dalam bidang fisika pada tahun 1901.

Kendati demikian, ia tetap rendah hati dan tidak pernah mencoba mematenkan penemuannya.

Saat ini, teknologi sinar-x yang melahirkan penemuan rontgen banyak digunakan dalam pengobatan, analisis material, dan perangkat seperti pemindai keamanan bandara.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/02/11/122300023/penemuan-rontgen-teknologi-yang-disebut-mukjizat-medis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke