Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan Buktikan Kemampuan Sel T Menyerang Infeksi Virus Corona

KOMPAS.com- Studi baru yang dilakukan sekelompok ilmuwan di La Jolla Institute for Immunology (LJI) menunjukkan bukti kemampuan sel T dalam mencoba melawan serangan virus corona SARS-CoV-2.

Cara sel T melawan SARS-CoV-2 ini yakni dengan melakukan penyerangan dari berbagai bagian virus, tidak hanya serangan pada bagian utama virus yakni protein spike yang berperan dalam menginfeksi sel inang saat menginfeksi tubuh.

Dalam studi seperti dikutip dari Phys, Kamis (28/1/2021), dengan menyerang virus dari berbagai sudut, tubuh memiliki alat untuk mengenali varian virus SARS-CoV-2 yang berbeda.

Studi baru yang diterbitkan 27 Januari 2021 di jurnal Cell Report Medicine tersebut, sejauh ini merupakan analisis paling rinci tentang bagaimana protein pada SARS-CoV-2 merangsang respons terkuat dari sel CD4+ T yang berperan sebagai penolong sistem kekebalan dan sel CD8+ T yang menjadi pembunuh.

"Kita sekarang dipersenjatai dengan pengetahuan tentang bagian mana dari virus yang dikenali oleh sistem kekebalan," kata Profesor LJI Alessandro Sette, yang ikut memimpin studi bari dengan Instruktur LJI Alba Grifoni, Ph.D.

Sette dan Grifoni juga telah memimpin penelitian tentang respons kekebalan terhadap virus corona sejak awal pandemi.

Dalam penelitian sebelumnya, para ilmuwan menunjukkan bahwa orang dapat memiliki berbagai respons terhadap virus.

Bahkan, beberapa di antara mereka memiliki tanggapan kekebalan tubuh yang kuat dan berhasil dengan baik.

Sedangkan yang lain, dapat mengembangkan respon kekebalan yang terputus-putus dan lebih cenderung berakhir di rumah sakit.

Saat vaksin Covid-19 dapat menjangkau lebih banyak orang, para ilmuwan LJI mengawasi bagaimana orang yang berbeda dalam membangun kekebalan terhadap SARS-CoV-2.

Para ilmuwan ini juga mempelajari bagaimana sel T dapat memerangi berbagai varian baru virus corona. Pekerjaan ini memanfaatkan keahlian laboratorium dan mempelajari respons sel T terhadap virus seperti demam berdarah dan virus zika.

"Ini bahkan lebih penting dengan Covid-19, karena ini adalah pandemi global, jadi kami perlu memperhitungkan respons kekebalan pada populasi yang berbeda," Grifoni.

Sistem kekebalan tubuh sangat fleksibel, dengan mengacak kembali materi genetik, ia dapat membuat sel T yang merespons sejumlah besar target, atau epitop pada patogen.

Beberapa respons sel T akan lebih kuat terhadap beberapa epitop daripada yang lain. Para peneliti menyebut target yang memicu respons sel kekebalan yang kuat disebut dengan imunodominan.

Dalam studi baru, para ilmuwan memeriksa sel T dari 100 orang yang telah pulih dari infeksi SARS-CoV-2. Mereka kemudian mengamati lebih dekat urutan genetik virus untuk memisahkan epitop potensial dari epitop yang akan dikenali oleh sel T ini.

Berdasarkan analisis ilmuwan, tidak semua bagian virus corona menyebabkan respons kekebalan yang sama kuat pada setiap orang.

Faktanya, sel T dapat mengenali lusinan epitop pada virus SARS-CoV-2, dan bagian imunodominan ini juga berubah dari orang ke orang.

Rata-rata setiap orang dalam penelitian ini memiliki kemampuan untuk mengenali sekitar 17 epitop sel CD8+ T dan 19 epitop sel CD4+ T.

Tanggapan sistem kekebalan tubuh yang luas ini memiliki beberapa tujuan. Dalam studi baru ini menunjukkan bahwa sementara sistem kekebalan sering meningkatkan respons yang kuat terhadap bagian tertentu dari protein spike virus yang disebut dominan pengikat reseptor.

Sebenarnya, area ini tidak begitu baik dalam mendorong respons kekebalan yang kuat dari sel T pembantu CD4+.

Kendati demikian, tanpa tanggapan sel CD4+ T yang kuat, orang mungkin akan lambat dalam meningkatkan jenis tanggapan kekebalan penawar yang dapat dengan cepat menghapus virus.

Untungnya, respons imun yang memiliki manfaat luas ini, dan kebanyakan orang memiliki sel imun yang dapat mengenali bagian virus selain reseptor pengikat dominan.

Di antara banyak epitop yang ditemukan, para ilmuwan ini mengidentifikasi beberapa epitop tambahan pada protein lonjakan SARS-CoV-2.

Grifoni berkata bahwa dengan menargetkan banyak situs rentan pada protein spike virus corona, maka sistem kekebalan masih dapat melawan infeksi, bahkan jika beberapa situs pada virus berubah karena mutasi.

"Respon imun cukup luas untuk mengimbanginya," kata Grifoni.

Sette menekankan bahwa studi baru ini merupakan hasil kerja yang panjang selama berbulan-bulan dan kolaborasi internasional antar laboratorium di LJI, Universitas California, San Diego dan ilmuwan di Universitas Murdoch Australia.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/01/28/190300423/ilmuwan-buktikan-kemampuan-sel-t-menyerang-infeksi-virus-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke