Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambungan Lintasan dan Stasiun Terealisasi, Begini Progres Terbaru Proyek LRT Jabodebek

Kompas.com - 07/06/2021, 13:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Progres pembangunan Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodebek) secara keseluruhan telah mencapai 84,76 persen.

Dari tiga lintas pelayanan, Lintas Pelayanan I Cawang-Cibubur mencatatkan perkembangan paling besar yakni mencapai 93,81 persen.

Sementara Lintas Pelayanan II Cawang-Dukuh Atas dan Lintas Pelayanan III Cawang-Bekasi Timur masing-masing sebesar 84,29 persen dan 90,94 persen.

Corporate Secretary PT Adhi Karya (Persero) Tbk Farid Budiyanto mengatakan, progres ini mencakup telah terealisasinya pekerjaan penyambungan lintasan dan pembangunan fisik stasiun.

"Adhi Karya juga telah mendapatkan pembayaran atas progres yang telah dihasilkan Rp 13,3 triliun, termasuk pajak," ucap Farid dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (07/06/2021).

Baca juga: Satu Rangkaian Kereta LRT Jabodebek Bisa Angkut 1.300 Penumpang

Farid melanjutkan, Adhi Karya menunjukkan keseriusan dan kesiapannya dalam mewujudkan transportasi massal terbarukan untuk masyarakat urban ibu kota dengan adanya perkembangan tersebut.

Selain progres pekerjaan fisik, sarana berupa kereta kini juga telah terparkir di sepanjang jalur Lintas Pelayanan I sebanyak 25 trainset.

Nantinya, seluruh kereta ini akan mendapatkan tempat parkirnya sendiri yang terletak di Depo Bekasi Timur.

Pembebasan lahan untuk Depo saat ini telah tuntas dengan progres pembangunannya sebesar 44,18 persen.

Menurut Farid, keberadaan depo menjadi penting karena berperan dalam pemeliharaan sarana secara berkala dan perawatan berat.

Depo LRT Jabodebek nanti bakal memiliki kapasitas pemeliharaan 7 trainset secara bersamaan.

Baca juga: Mengadopsi Teknologi Tanpa Pengemudi, LRT Jabodebek Beroperasi Pertengahan 2022

Fungsi Depo adalah untuk melakukan pemeliharaan sarana seperti light maintenance dan heavy maintenance.

Light maintenance ini berupa pemeliharaan harian, bulanan, hingga tahunan. Sementara heavy maintenance berupa pemeliharaan setiap 6 tahun sekali.

Dia mengungkapkan, progres signifikan juga terlihat pada Operation Control Room (OCC Room) atau ruang kendali kereta LRT Jabodebek yang sepenuhnya akan dilakukan secara otomatis.

Gedung ini menjadi salah satu komponen paling penting untuk memastikan kendali keseluruhan kereta di seluruh lintasan.

Hingga saat ini, progres pembangunan gedung ini telah mencapai 93 persen.

"Dengan semakin cepat OCC Room selesai, maka semakin cepat pula seluruh kereta mampu diuji coba operasionalnya," lanjut Farid.

Depo LRT Jabodebek memiliki luas mencapai 10 hektar dengan kapasitas stabling di depo yang dapat menampung hingga 20 trainset.

Baca juga: Infrastruktur Mengubah Bekasi, ACP Tawarkan Dua Proyek Terintegrasi LRT

Pembangunan depo yang tengah dikerjakan ini menggunakan skema pembayaran turnkey senilai Rp 4,2 tiriliun.

Hal ini yang mendasari kebutuhan Adhi Karya dalam pre-financing untuk pekerjaan pembangunan dengan proses pinjaman dari bank sindikasi.

"Melihat progres yang telah dicapai, LRT Jabodebek memang tentunya akan menjadi proyek berkelanjutan dan memiliki berbagai potensi ke depan," tutup Farid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com