Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Trans-Sumatera Terganjal Defisit Rp 60 Triliun, HK Diminta Terapkan Lean Construction

Kompas.com - 31/01/2021, 12:43 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA. KOMPAS.com - Kontruksi Pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) terkendala biaya akibat kekurangan penyertaan modal negara (PMN).

Defisit suntikan modal negara yang dialami pelaksana proyek JTTS yakni PT Hutama Karya (Persero) mencapai Rp 60 triliun.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian menngungkapkan hal tersebut dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi V DPR, Rabu (27/01/2021).

Menanggapi hal itu, Direktur Center for Sustainable Infrastructure Development (CSID) Fakultas Teknik Universitas Indonesia Mohammed Ali Berawi mengatakan efisiensi biaya pembangunan JTTS sudah harus dilakukan di tengah keterbatasan pendanaan.

Baca juga: Belum Tergantikan, Ini Profil Terpeka Tol Terpanjang di Indonesia

Menurutnya, Hutama Karya mesti segera melakukan metode efisiensi lean construction atau menghilangkan aktivitas yang tidak ada nilai tambahnya, pemborosan (wastes) maupun kerugian (losses) dengan tujuan menghasilkan nilai tambah (added value) dalam suatu proyek

"Saran saya ke Hutama Karya adalah gunakan lean construction atau manajemen konstruksi ramping atau rekayasa nilai tambah," kata Ali saat dihubungi Kompas.com, Minggu (31/01/2021).

Jalan Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia hingga tutup Tahun 2020.Hutama Karya Jalan Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia hingga tutup Tahun 2020.
Ali menjelaskan metode efisiensi pembiayaan ini sangat mungkin dilakukan terutama agar dapat menghemat biaya pembangunan.

Efisiensi dilakukan mulai dari metode kerja, penggunaan alat kerja, seperti alat-alat berat, bahkan hingga perampingan struktur pekerja dalam pembangunan tersebut.

Dengan kerbatasan dana ini, harus dicari terobosan-terobosan yang dapat menghemat pengeluaran, seperti metode kerja, penggunaan alat kerja dan sebagainya.

"Dan yang membedakan nanti itu model metode kerjanya, misal kalau ada proses-proses yang tidak efisien kemudian bisa digabung dan bisa dilakukan bundling," lanjutnya.

Baca juga: Selamat Tinggal 2020, Ini Lima Jalan Tol Terpanjang di Indonesia

Ali menegaskan bahwa upaya efisiensi dalam kontruksi itu sama sekali tidak memengaruhi kualitas jalan tol yang akan dibangun.

Dalam konsturksi, standar kualitas merupakan aspek yang tidak boleh diturunkan karena erat kaitannya dengan keamanan (safety).

Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,9 kilometer ini beroperasi setelah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat (8/3/2019). Jalan bebas hambatan ini merupakan Jalan Tol terpanjang kedua yang beroperasi di Indonesia hingga 2020.
Hutama Karya Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,9 kilometer ini beroperasi setelah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat (8/3/2019). Jalan bebas hambatan ini merupakan Jalan Tol terpanjang kedua yang beroperasi di Indonesia hingga 2020.
Ali menambahkan dengan metode lean construction tersebut, pembangunan JTTS nantinya akan lebih ramping dan membutuhkan pendanaan yang lebih hemat dibanding sebelumnya.

"Jadi Hutama Karya yang mesti melakukan kajian-kajian upaya perampingan ini," tutur dia.

Hingga saat ini pemerintah tengah berupaya untuk mencari solusi pendanaan agar pembangunan proyek tersebut dapat berlanjut.

Hal itu dibutuhkan agar pembangunan JTTS tidak bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Presiden Jokowi menyebut bahwa kebutuhan tambahan pendanaan untuk pembangunan Tol Trans Sumatera diperkirakan mencapai Rp 386 triliun hingga tahun 2024.

“Untuk menyelesaikan keseluruhan ruas backbone sampai 2024,” kata Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Negara (07/07/2020).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com