Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya EG dan DEG pada Anak, Kenali Ciri-cirinya Jika Keracunan

Kompas.com - 06/02/2023, 19:35 WIB
Ilustrasi anak sakit, ketahui bahaya EG dan DEG pada anak. Edwin TanIlustrasi anak sakit, ketahui bahaya EG dan DEG pada anak.
Editor Maharani Kusuma Daruwati

Parapuan.co - Kasus gagal ginjal akut pada anak sempat menghebohkan publik dan membuat para orang tua khawatir.

Kasus ini pertama kali muncul pada akhir tahun 2022 lalu dan langsung menggemparkan masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia.

Ratusan anak dikabarkan menjadi korban banhkan hingga ada yang meregang nyawa.

Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan adanya kasus baru gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI).

Laporan ini merupakan penambahan kasus setelah tidak adanya kasus baru sejak awal Desember tahun lalu.

Kandungan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DG) pada obat sirup yang melebihi ambang batas pada obat ditengarai menjadi penyebabnya.

Etilen glikol (EG) dan Dietilen glikol (DEG) disebut sangat berbahaya karena mengancam ratusan nyawa, terutama anak -anak di Indonesia. 

Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) menyebut masyarakat lebih bijak memilih kemasan pangan yang aman. 

Apalagi, zat kimia tersebut bukan hanya digunakan sebagai pelarut obat batuk, melainkan ada dalam kemasan makanan seperti plastik sekali pakai dalam air minum kemasan botol dan galon. 

Baca Juga: Apa Bahaya BPA dalam Air Minum Kemasan? Ahli Sebut Penyakit Ini

Berdasarkan siaran pers yang PARAPUAN terima pada Senin (6/2/2023), EG dan DEG bisa terlepas ke dalam produk dan hal tersebut akhirnya membahayakan. 

Pengurus PDUI, Dr. Catherine Tjahjadi menyebutkan “EG dan DEG ini harusnya bahan kimia yang ada di industri sebagai antibeku dan lain-lain, tapi ternyata ada juga di kemasan segala macam." 

Menurutnya, banyak pedagang yang menjual kemasan-kemasan ini dengan meletakkannya di bawah sinar matahari langsung. 

"Perlakuan tidak benar seperti ini (menjemur di bawah sinar matahari) yang bisa membuat EG dan DEG itu terlepas dari kemasannya ke produknya,” tukas Dr. Catherine. 

Oleh karena itu, PDUI meminta masyarakat lebih bijak dalam memilih kemasan makanan. 

“Masyarakat harus jeli dan meningkatkan kesadaran mereka, dimulai dari keluarga untuk lebih aware dengan kemasan-kemasan yang mengandung bahan kimia ini,” ucapnya.

Mengapa EG dan DEG Berbahaya? 

Masih dari siaran pers yang sama, Dr. Catherine menyebutkan bahwa EG dan DEG merupakan zat yang tidak berwarna dan tidak berbau tapi rasanya manis.

Baca Juga: Mengenal Fomepizole, Obat Injeksi yang Digunakan untuk Penanganan Gangguan Ginjal Akut pada Anak

Rasa manis membuat banyak yang mengira bahwa itu adalah rasa minumannya. Padahal, EG dan DEG sangat mungkin menumpuk di tubuh dan mengganggu kesehatan. 

Menurut Dr. Catherine, EG dan DEG bisa membahayakan kesehatan anak-anak karena zat-zat kimia ini sangat mengganggu keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh.

EG dan DEG di dalam tubuh akan membentuk senyawa glycolic acid atau asam glikolat yang mengganggu keseimbangan asam basa dalam tubuh si anak.

Pada akhirnya, anak mungkin mengalami asidosis metabolik atau ketidakseimbangan asam dan basa dalam tubuh. 

Selanjutnya, asam glikolat yang terbentuk juga akan diubah menjadi oksalat. 

“Oksalat ini kemudian berikatan dengan kalsium membentuk kalsium oksalat. Apabila jumlahnya banyak dan menumpuk, bisa bikin gangguan dari organ tubuh di otak, paru-paru, ginjal, dan sebagainya,” imbuh Dr. Catherine. 

Dengan kata lain, EG dan DEG tidak hanya menyebabkan gangguan ginjal saja, tapi juga syaraf dan paru-paru.

Keracunan EG dan DEG sama seperti keracunan etanol, lho. Ciri-ciri yang ditimbulkan antara lain mengantuk, linglung, gelisah, bicara melantur, dan disorientasi seperti orang mabuk.

Orang yang sudah terkontaminasi EG dan DEG biasanya mudah lelah saat berlari, napas pendek, dan sesak napas. 

Baca Juga: Acha Septriasa Berjuang Hidup dengan Satu Ginjal, Ini Penyebab Seseorang Hanya Miliki 1 Ginjal

Perubahan tekanan darah dan denyut jantung yang tak beraturan membuat penderita mungkin mual, muntah, kencingnya berkurang dan tidak bisa buang air kecil.

Bahaya EG dan DEG membuat PDUI melakukan edukasi kepada setiap pasien yang berobat ke dokter atau datang ke posyandu. 

Edukasi juga dilakukan di lingkungan sekolah agar guru-guru lebih paham soal zat-zat kimia berbahaya yang ada dalam pangan dan kemasan pangan.

“Jadi, seharusnya guru-guru di sekolah-sekolah juga dibekali mengenai bahaya dari EG dan DEG. Karena anak-anak kan biasanya lebih dengar apa yang disampaikan guru-guru mereka ketimbang orang tua yang ngomong. Jadi harus dimulai dari eduksi yang kecil-kecil seperti itu,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Komisi Nasional Anak (Komnas Anak), Arist Merdeka Sirait meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan peringatan berupa pelabelan ‘berpotensi mengandung etilen glikol’ terhadap kemasan-kemasan pangan berbahan EG dan DEG ini.

Banyak kemasan makanan bahkan galon yang mengandung zat berbahaya dan diharapkan peringatan tersebut membuat kita bermigrasi. 

Arist menegaskan Komnas Anak sangat konsen terhadap air minum atau makanan yang berbahaya bagi anak-anak seperti halnya etilen glikol yang disebutkan bisa mengakibatkan gagal ginjal.

“Kami sangat prihatin terhadap kondisi anak-anak di Indonesia yang saat ini banyak yang menderita gagal ginjal,” ujarnya.

Terkait EG dan DEG akan terus dikampanyekan bahayanya kepada masyarakat, termasuk peringatan apabila ada kemasan dengan dua zat kimia tersebut. 

Baca Juga: 7 Rutinitas yang Bantu Jaga Kesehatan Ginjal, Salah Satunya Aktif Bergerak

(*)


Terkini Lainnya

6 Manfaat Cuka Apel untuk Kesehatan,  Viral Bantu Turunkan Berat Badan

6 Manfaat Cuka Apel untuk Kesehatan, Viral Bantu Turunkan Berat Badan

PARAPUAN
Tak Cuman Bantu Dokter, Yuk Ketahui Tugas dan Tanggung Jawab Profesi Perawat

Tak Cuman Bantu Dokter, Yuk Ketahui Tugas dan Tanggung Jawab Profesi Perawat

PARAPUAN
Mengenal Istilah Femisida yang Berhubungan Erat dengan Pembunuhan terhadap Perempuan

Mengenal Istilah Femisida yang Berhubungan Erat dengan Pembunuhan terhadap Perempuan

PARAPUAN
Belajar dari Pembunuhan Miss Ecuador, Ini Bahaya Share Lokasi Real Time di Medsos

Belajar dari Pembunuhan Miss Ecuador, Ini Bahaya Share Lokasi Real Time di Medsos

PARAPUAN
Ajari Anak Bisnis Sejak Kecil, Ini 3 Usaha Kecil-kecilan yang Bisa Dicoba

Ajari Anak Bisnis Sejak Kecil, Ini 3 Usaha Kecil-kecilan yang Bisa Dicoba

PARAPUAN
Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar Group Terima 11 Spesies Tanaman Langka dari BRIN

Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar Group Terima 11 Spesies Tanaman Langka dari BRIN

PARAPUAN
4 “Senjata” yang Perlu Dibawa Agar Perjalanan ke Kantor Aman dan Nyaman

4 “Senjata” yang Perlu Dibawa Agar Perjalanan ke Kantor Aman dan Nyaman

PARAPUAN
Nikmati Pemandang Indah, Ini 3 Rekomendasi Wisata Alam di Brasil

Nikmati Pemandang Indah, Ini 3 Rekomendasi Wisata Alam di Brasil

PARAPUAN
Hadapi Polusi dan Radikal Bebas Selama Commuting, Ini Tipsnya

Hadapi Polusi dan Radikal Bebas Selama Commuting, Ini Tipsnya

PARAPUAN
Ini Mimpi Dr. Widiastuti Setyaningsih, Peneliti yang Ungkap Tabir Alam Lewat Teknologi Pangan

Ini Mimpi Dr. Widiastuti Setyaningsih, Peneliti yang Ungkap Tabir Alam Lewat Teknologi Pangan

PARAPUAN
Inarah Syarafina Debut Penyutradaraan Film Panjang Lewat Temurun

Inarah Syarafina Debut Penyutradaraan Film Panjang Lewat Temurun

PARAPUAN
Perdebatan Man VS Bear Viral di TikTok, Ini Alasan Perempuan Lebih Memilih Beruang

Perdebatan Man VS Bear Viral di TikTok, Ini Alasan Perempuan Lebih Memilih Beruang

PARAPUAN
Cocok untuk Perempuan Karier, Ini Rekomendasi Parfum Pilihan PARAPUAN

Cocok untuk Perempuan Karier, Ini Rekomendasi Parfum Pilihan PARAPUAN

PARAPUAN
Bisa Tambah Penghasilan, Ini 3 Ide Bisnis yang Bisa Dicoba Pekerja Perempuan

Bisa Tambah Penghasilan, Ini 3 Ide Bisnis yang Bisa Dicoba Pekerja Perempuan

PARAPUAN
Pengusaha Pemula Wajib Tahu, Ini Sumber Modal Bisnis dan Strategi Dapatkan Pendanaan

Pengusaha Pemula Wajib Tahu, Ini Sumber Modal Bisnis dan Strategi Dapatkan Pendanaan

PARAPUAN
3 Cara Bijak Kumpulkan Dana Pendidikan Anak dan Strategi Melakoninya

3 Cara Bijak Kumpulkan Dana Pendidikan Anak dan Strategi Melakoninya

PARAPUAN
Praktis Dipakai, Ini Rekomendasi Sepatu Nyaman untuk Jalan Kaki

Praktis Dipakai, Ini Rekomendasi Sepatu Nyaman untuk Jalan Kaki

PARAPUAN
Kulit Kepala Berminyak dan Ketombean? Ini Rekomendasi Perawatannya

Kulit Kepala Berminyak dan Ketombean? Ini Rekomendasi Perawatannya

PARAPUAN
 Studi BCG dan Stellar Women: 70 Persen Perempuan Pelaku UMKM Kesulitan Mencari Mentor dalam Berbisnis

Studi BCG dan Stellar Women: 70 Persen Perempuan Pelaku UMKM Kesulitan Mencari Mentor dalam Berbisnis

PARAPUAN
Netflix Rilis Jadwal Tayang dan Trailer Film Monster, Full Tanpa Dialog

Netflix Rilis Jadwal Tayang dan Trailer Film Monster, Full Tanpa Dialog

PARAPUAN
Rekomendasi Hotel Bintang 5 untuk “Me Time” di Jakarta

Rekomendasi Hotel Bintang 5 untuk “Me Time” di Jakarta

PARAPUAN
Ikuti Tren, Ganti Cat Rumah dengan Warna-warna yang Sedang Populer Ini

Ikuti Tren, Ganti Cat Rumah dengan Warna-warna yang Sedang Populer Ini

PARAPUAN
Panduan Memakai Silicone Sealant untuk Atasi Kebocoran dan Keretakan di Rumah

Panduan Memakai Silicone Sealant untuk Atasi Kebocoran dan Keretakan di Rumah

PARAPUAN
3 Tokoh Perempuan Kuat di Film Indonesia, Ada Sosok Anggini di Wiro Sableng

3 Tokoh Perempuan Kuat di Film Indonesia, Ada Sosok Anggini di Wiro Sableng

PARAPUAN
Tampil Modis dan Fashionable dengan Padu Padan Baju Setelan

Tampil Modis dan Fashionable dengan Padu Padan Baju Setelan

PARAPUAN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com