Parapuan.co - Kawan Puan, semenjak pandemi karena Covid-19 mungkin banyak di antara kita yang fokus pada kesehatan fisik saja ya.
Padahal, harus kamu ketahui bahwa yang harus diperhatikan itu tak hanya fisik saja, kesehatan mentalmu pun perlu dirawat.
Sadar atau tidak pasti kamu juga sempat mengalami tantangan kesehatan mental, misalnya stres.
Baca Juga: Layanan Swab dan Antigen Covid-19 Drive Thru Mudahkan Akses untuk Masyarakat
Nah, sebenarnya yang hanya mengalami tantangan mental ini tak hanya orang dewasa saja, anak pun juga lho, Kawan Puan.
Berkaca dari hal tersebut, Kawan Puan yang sudah menjadi orang tua hendaknya mengambil peran serta untuk menjaga kesehatan mental anak.
Fathya Artha Utami, M.Sc., M.Psi. selaku psikolog ana pun membagikan beberapa cara menjaga kesehatan mental anak di masa pandemi,
Melalui Virtual Media Briefing dengan tema Orang Tua Bahagia, Kunci Kesehatan Mental Anak yang diadakan oleh Tokopedia, pada Kamis (22/07/2021), berikut ini lima hal yang Fathya sarankan:
1. Ketahui ciri-ciri anak yang sedang stres
Fathya mengungkap jika banyak anak yang mengalami stres saat pandemi.
Hal ini karena ada banyak tekanan yang terjadi selama di rumah saja.
“Perubahan perilaku dan emosional serta adanya keluhan fisik pada anak adalah beberapa ciri stres yang bisa dialami anak-anak,” jelasnya.
2. Jaga keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan
“Pandemi mendorong lebih banyak orang tua bekerja dari rumah sehingga menjaga produktivitas sambil mengasuh anak bisa menjadi tantangan tersendiri,” terang Fathya.
Menurut Fathya, orang tua perlu saling berkompromi setiap hari atas peran dan tugas yang dijalani.
Tentukan mana yang menjadi prioritas dan kapan saatnya perlu fokus ke keluarga.
Baca Juga: 4 Makanan Ini Bisa Turunkan Kolesterol Setelah Seharian Makan Daging
3. Komunikasikan emosi
Kawan Puan, sebagai orang tua kamu harus peka terhadap anakmu.
Sebab, kepekaan orang tua untuk mendeteksi perilaku stres pada anak sangat dibutuhkan demi menjaga kesehatan mental keluarga.
“Caranya bisa mengomunikasikan emosi dengan anak secara jujur agar kita tahu kebutuhan mereka,” kata Fathya.
Dengan mengomunikasikan secara jujur, orang tua dan anak akan dapat menyusun strategi untuk saling menenangkan emosi yang dirasakan.
Pahami juga bahwa semua emosi yang dirasakan itu benar dan diterima.
4. Dampingi anak mengelola emosi
Selaku psikolog anak, Fathya mengungkap bahwa anak itu sama seperti orang tua, ia pun bisa merasakan sedih, takut, tidak aman dan frustasi.
"Hanya saja bedanya adalah orang tua lebih mampu untuk mengelola dan mengekspresikan emosi,” ungkapnya.
“Untuk itu, orang tua perlu mendampingi anak dalam mengelola emosi dengan metode HADIR: Hadapi dengan tenang, Anggap semua perasaannya penting, Dengarkan tanpa distraksi, Ingat untuk bantu menamai emosi anak dan Rembukan opsi, batasan serta solusi masalah,” tuturnya.
Baca Juga: Klamidia Tak Hanya Menyerang Sistem Reproduksi, Tubuh Bagian Lain Bisa Terdampak
5. Pentingnya relaksasi bagi keluarga
“Meditasi atau memakai masker wajah bersama keluarga bisa menjadi kegiatan menyenangkan di akhir pekan,” ujar Fathya.
Atau misalnya saja menggunakan essential oil yang mampu memberi khasiat menenangkan dan meredakan kecemasan.
Contohnnya menggunakan essential oil dengan kandungan kamomil dan minyak kenanga, di mana kombinasi ini akan membuat suasana rumah jadi tenang.
Lalu ada pula aroma mint yang dingin dan menyegarkan.
Tak hanya dengan essential oil saja, jika ada minyak kayu putih di rumah, Kawan Puan bisa mengoleskan ke tubuh atau mencium aromanya saja.
Minyak kayu putih ini dapat membantu sistem kekebalan tubuh. (*)