Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasutri Wajib Tahu, Ternyata Ini Bedanya Program Bayi Tabung dan Inseminasi

Kompas.com - 11/06/2021, 19:32 WIB
Editor Maharani Kusuma Daruwati

Parapuan.co - Memiliki momongan atau keturunan adalah harapan setiap pasangan yang telah menikah.

Namun, tak semua pasangan bisa langsung mendapatkan kesempatan untuk hamil setelah menikah.

Ada yang langsung hamil beberapa saat setelah menikah. Tapi ada pula yang sudah bertahun-tahun belum juga hamil.

Hingga akhirnya banyak pasangan yang menjalani program hamil alias promil.

Tak hanya program hamil alami, belakangan program bayi tabung seolah sedang menjadi tren.

Progam bayi tabung kini menjadi salah satu cara untuk membantu pasangan memiliki anak.

Ini pula yang banyak menjadi pilihan para artis yang telah lama menikah namun belum memiliki momongan.

Baca Juga: Ifan Seventeen dan Citra Monica Jalani Program Hamil, Ini 8 Hal yang Pantang Dilakukan Pasca Proses Bayi Tabung

Selain dengan program bayi tabung, ada pula alternatif lain yaitu melalui inseminasi.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa insemninasi dan bayi tabung memiliki perbedaan.

Masih banyak pasangan yang keliru memahami dua teknologi reproduksi bantuan ini.

Ada tiga cara untuk program hamil, baik itu secara alami maupun dengan bantuan.

Yaitu hamil secara alami, program hamil inseminasi, dan bayi tabung.

Hal ini dijelaskan oleh dr. Benediktus Arifin, MPH, SpOG(K), FICS dari Morula IVF Surabaya, dalam Instagram Live Nakita.id, Jumat (9/4/2021).

Lalu apa sih perbedaan inseminasi dan bayi tabung?

Mengutip dari Nakita.id, menurut keterangan dr. Benediktus Arifin, dibandingkan dengan hamil alami atau inseminasi, bayi tabung memiliki angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi.

Namun, biaya yang dibutuhkan untuk bayi tabung juga jauh lebih besar daripada inseminasi.

“Keberhasilan bayi tabung memang diakui lebih tinggi ketimbang inseminasi. Selain itu, biaya bayi tabung dan inseminasi juga berbeda. Dengan keberhasilan yang berkali-kali lipat lebih tinggi, tentu biaya bayi tabung lebih mahal daripada inseminasi,” ujar dr. Benny.

Berbeda dengan inseminasi yang pembuahannya dilakukan di dalam rahim, dalam bayi tabung hal ini dilakukan di luar organ perempuan atau di laboratorium.

Bayi tabung sendiri juga dikenal denga in vitro fertilization (IVF).

IVF merupakan prosedur medis dengan pengambilan sperma dan sel telur untuk dipertemukan di luar organ perempuan (laboratorium) agar terjadi proses pembuahan.

Seperti halnya inseminasi, kondisi pasangan suami-istri juga tentunya harus diperiksa terlebih dahulu.

dr. Benny menuturkan, ada dua kondisi yang akan dilihat sebelum melakukan bayi tabung.

Pertama, apabila pasien sudah terindikasi mutlak harus menjalani bayi tabung, maka tidak lagi ada pilihan lain.

Biasanya, kondisi itu ditandai dengan beberapa hal.

“Pasien akan dianjurkan menjalani bayi tabung ketika spermanya tidak ada. Maksudnya, sel sperma tidak terlihat ketika dicek di bawah mikroskop, sehingga harus diambil dari buah zakarnya. Selain itu, saluran telur wanita terlihat buntu,” jelas dr. Benny.

Baca Juga: Tetap Bisa Terinfeksi Covid-19 Meski Sudah Vaksin Seperti Ringgo Agus Rahman, Begini Penjelasan Kemenkes

Selain itu juga karena adanya indikasi relatif.

“Misalnya, jika kondisi pasangan suami-istri baik-baik saja tanpa ada indikasi apapun, lalu kemudian memilih bayi tabung, hal itu juga diperbolehkan,” kata dr. Benny.

Faktor usia juga menjadi salah satu alasan untuk menjalani program bayi tabung.

“Kalau usia di bawah 35 tahun dan 6 bulan menikah belum hamil, tak perlu khawatir. Sebaliknya, jika sudah berusia di atas 35 tahun, sebaiknya segera periksakan ke dokter bila dalam kurun waktu tersebut belum juga hamil,” ungkapnya.

Sedangkan inseminasi atau Intrauterine Insemination (IUI) merupakan prosedur medis berupa pemasukan sel sperma pria dengan kualitas terbaik ke dalam rahim perempuan untuk memudahkan proses pembuahan sperma pada sel telur perempuan.

Inseminasi ini pun diawali dengan proses pengeluaran sperma pada sebuah wadah.

“Suami akan masturbasi dan mengeluarkan sperma yang kemudian ditaruh di sebuah tempat penampungan. Sperma yang ideal adalah yang tidak dikeluarkan selama 3-7 hari. Lalu, sperma akan diambil menggunakan pipet dan dimasukkan ke tabung reaksi. Langkah berikutnya, tabung reaksi kemudian seperti dicuci dalam kecepatan tinggi,” jelas dokter yang akrab disapa dengan nama Benny ini.

Dengan melalui proses tersebut, nantinya akan terlihat sperma mana yang terbaik untuk dilanjutkan dalam inseminasi.

“Tujuannya agar sperma yang tidak bisa berenang, kotor, dan mati akan menumpuk di bagian bawah tabung reaksi. Dan, yang bisa berenang akan naik ke atas tabung reaksi. Nah, inseminasi ini tidak bisa memilih sperma yang bagus. Proses ini hanya akan mengambil bagian sperma yang bisa berenang tersebut,” ungkap dr. Benny.

Setelah ditemukan yang terbaik, proses selanjutnya adalah memasukkan sperma ke dalam rahim.   

Proses inilah yang membuat angka keberhasilan inseminasi lebih tinggi daripada hamil alami.

Baca Juga: Kontrol Gula Darah dengan Mudah, Konsumsi Air Bawang Bombay Ini Cocok untuk Penderita Diabetes

“Setelah itu, sperma yang diambil akan dimasukkan ke dalam rahim dan lebih dekat dengan sel telur. Oleh karena itu, angka keberhasilan inseminasi akan lebih tinggi daripada proses alami,” terangnya.

Dalam proses inseminasi, sperma juga menjadi salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilannya.

Maka dari itu, perlu dilihat terlebih dahulu, apakah sperma telah memenuhi syarat atau belum.

Sehingga sebelum melakukan inseminasi, akan terlebih dahulu dilakukan analisa sperma.

“Untuk mengetahui sperma suami memenuhi syarat atau tidak, cara yang bisa dilakukan adalah analisa sperma (sperm analysis). Apabila melakukan analisa sperma, hasil yang keluar ada tiga hal, yaitu jumlah sperma (normalnya minimal 15 juta/cc), pergerakan sperma, dan bentuk sperma (minimal 4% yang normal),” ucap dr. Benny.

Akan tetapi, analisa sperma ini juga tentunya harus dilakukan dalam pantauan dokter.

“Analisa sperma tidak bisa hanya dilihat saat ejakulasi. Sperma yang kental, putih mengkilat, dan jumlah yang banyak belum tentu memenuhi syarat. Nah, untuk inseminasi, umumnya membutuhkan 4 juta sperma. Angka tersebut biasanya akan mendekati keberhasilan ketimbang proses hamil alami,” tambahnya.  

Inseminasi disebut memiliki keberhasilan yang lebih tinggi dari hamil alami.

Namun, keberhasilannya ternyata masih kalah dari program bayi tabung, lo Kawan Puan.

Baca Juga: Jangan Asal Minum, Deretan Obat Ini Berbahaya Jika Dikonsumsi Ibu Menyusui

(*)

Sumber Nakita.ID

Terkini Lainnya

4 Drakor Bertema Keluarga yang Cocok Ditonton, Ada The Good Bad Mother

4 Drakor Bertema Keluarga yang Cocok Ditonton, Ada The Good Bad Mother

PARAPUAN
Intip Keseruan Berwisata di Kapal Pesiar dengan Rute Internasional

Intip Keseruan Berwisata di Kapal Pesiar dengan Rute Internasional

PARAPUAN
6 Manfaat Cuka Apel untuk Kesehatan,  Viral Bantu Turunkan Berat Badan

6 Manfaat Cuka Apel untuk Kesehatan, Viral Bantu Turunkan Berat Badan

PARAPUAN
Tak Cuman Bantu Dokter, Yuk Ketahui Tugas dan Tanggung Jawab Profesi Perawat

Tak Cuman Bantu Dokter, Yuk Ketahui Tugas dan Tanggung Jawab Profesi Perawat

PARAPUAN
Mengenal Istilah Femisida yang Berhubungan Erat dengan Pembunuhan terhadap Perempuan

Mengenal Istilah Femisida yang Berhubungan Erat dengan Pembunuhan terhadap Perempuan

PARAPUAN
Belajar dari Pembunuhan Miss Ecuador, Ini Bahaya Share Lokasi Real Time di Medsos

Belajar dari Pembunuhan Miss Ecuador, Ini Bahaya Share Lokasi Real Time di Medsos

PARAPUAN
Ajari Anak Bisnis Sejak Kecil, Ini 3 Usaha Kecil-kecilan yang Bisa Dicoba

Ajari Anak Bisnis Sejak Kecil, Ini 3 Usaha Kecil-kecilan yang Bisa Dicoba

PARAPUAN
Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar Group Terima 11 Spesies Tanaman Langka dari BRIN

Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar Group Terima 11 Spesies Tanaman Langka dari BRIN

PARAPUAN
4 “Senjata” yang Perlu Dibawa Agar Perjalanan ke Kantor Aman dan Nyaman

4 “Senjata” yang Perlu Dibawa Agar Perjalanan ke Kantor Aman dan Nyaman

PARAPUAN
Nikmati Pemandang Indah, Ini 3 Rekomendasi Wisata Alam di Brasil

Nikmati Pemandang Indah, Ini 3 Rekomendasi Wisata Alam di Brasil

PARAPUAN
Hadapi Polusi dan Radikal Bebas Selama Commuting, Ini Tipsnya

Hadapi Polusi dan Radikal Bebas Selama Commuting, Ini Tipsnya

PARAPUAN
Ini Mimpi Dr. Widiastuti Setyaningsih, Peneliti yang Ungkap Tabir Alam Lewat Teknologi Pangan

Ini Mimpi Dr. Widiastuti Setyaningsih, Peneliti yang Ungkap Tabir Alam Lewat Teknologi Pangan

PARAPUAN
Inarah Syarafina Debut Penyutradaraan Film Panjang Lewat Temurun

Inarah Syarafina Debut Penyutradaraan Film Panjang Lewat Temurun

PARAPUAN
Perdebatan Man VS Bear Viral di TikTok, Ini Alasan Perempuan Lebih Memilih Beruang

Perdebatan Man VS Bear Viral di TikTok, Ini Alasan Perempuan Lebih Memilih Beruang

PARAPUAN
Cocok untuk Perempuan Karier, Ini Rekomendasi Parfum Pilihan PARAPUAN

Cocok untuk Perempuan Karier, Ini Rekomendasi Parfum Pilihan PARAPUAN

PARAPUAN
Bisa Tambah Penghasilan, Ini 3 Ide Bisnis yang Bisa Dicoba Pekerja Perempuan

Bisa Tambah Penghasilan, Ini 3 Ide Bisnis yang Bisa Dicoba Pekerja Perempuan

PARAPUAN
Pengusaha Pemula Wajib Tahu, Ini Sumber Modal Bisnis dan Strategi Dapatkan Pendanaan

Pengusaha Pemula Wajib Tahu, Ini Sumber Modal Bisnis dan Strategi Dapatkan Pendanaan

PARAPUAN
3 Cara Bijak Kumpulkan Dana Pendidikan Anak dan Strategi Melakoninya

3 Cara Bijak Kumpulkan Dana Pendidikan Anak dan Strategi Melakoninya

PARAPUAN
Praktis Dipakai, Ini Rekomendasi Sepatu Nyaman untuk Jalan Kaki

Praktis Dipakai, Ini Rekomendasi Sepatu Nyaman untuk Jalan Kaki

PARAPUAN
Kulit Kepala Berminyak dan Ketombean? Ini Rekomendasi Perawatannya

Kulit Kepala Berminyak dan Ketombean? Ini Rekomendasi Perawatannya

PARAPUAN
 Studi BCG dan Stellar Women: 70 Persen Perempuan Pelaku UMKM Kesulitan Mencari Mentor dalam Berbisnis

Studi BCG dan Stellar Women: 70 Persen Perempuan Pelaku UMKM Kesulitan Mencari Mentor dalam Berbisnis

PARAPUAN
Netflix Rilis Jadwal Tayang dan Trailer Film Monster, Full Tanpa Dialog

Netflix Rilis Jadwal Tayang dan Trailer Film Monster, Full Tanpa Dialog

PARAPUAN
Rekomendasi Hotel Bintang 5 untuk “Me Time” di Jakarta

Rekomendasi Hotel Bintang 5 untuk “Me Time” di Jakarta

PARAPUAN
Ikuti Tren, Ganti Cat Rumah dengan Warna-warna yang Sedang Populer Ini

Ikuti Tren, Ganti Cat Rumah dengan Warna-warna yang Sedang Populer Ini

PARAPUAN
Panduan Memakai Silicone Sealant untuk Atasi Kebocoran dan Keretakan di Rumah

Panduan Memakai Silicone Sealant untuk Atasi Kebocoran dan Keretakan di Rumah

PARAPUAN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com