KOMPAS.com - Penampilan mengecewakan Fabio Quartararo pada ajang MotoGP Argentina, 3 April 2022, kembali menekankan kelemahan performa Yamaha M1 musim ini.
Memulai balapan di Sirkuit Termas De Rio Hondo dari peringkat keenam, Fabio Quartararo langsung kehilangan ritme balap dan terlempar dari 10 besar grid.
Ia akhirnya finis peringkat ke-13 dengan tertinggal 10,215 detik di belakang Aleix Espargaro sang pemenang balapan.
Top speed motornya yang 325 km/jam juga terpaut cukup jauh dari Aprilia milik Espargaro (337 km/jam).
Seusai balapan, Fabio Quartararo mengatakan dua isu utama menjadi masalah: Pertama adalah kecepatan maksimal dan cengkeraman roda belakang.
"Kita semua sudah tahu soal top speed tetapi cengkeraman belakang benar-benar konyol," ujar Quartararo seperti dikutip dari Corsedimoto.
"Saya kehilangan posisi dan melihat rider-rider lain berakselerasi di tempat-tempat seperti Tikungan 6 yang benar-benar hanya soal membuka gas dan mengangkat motor. Ini murni cengkeraman."
Baca juga: Fabio Quartararo Ungkap Faktor Kegagalan di MotoGP Argentina
"Sangat frustrasi dan lap-lap awal sungguh mimpi buruk."
Hal serupa juga menimpa rekan setimnya, Franco Morbidelli yang melorot dari peringkat ke-15 dan ke-20.
Quartararo pun menyinggung keunggulan para kompetitor dibanding Yamaha.
"Kami kehilangan banyak waktu pada awal-awal, mereka bisa punya cengkeraman tambahan yang membuatnya bisa melewati kami, walau ritme balap mereka tak lebih cepat," lanjutnya.
Kegalauan sang juara dunia pun menjadi santapan bagi tim-tim lain. Menurut Corsedimoto, beberapa pabrikan lain telah mulai melirik pebalap yang akan berusia 23 tahun tersebut.
Apalagi, ia telah mengutarakan dirinya ingin terus mengincar gelar juara dunia seperti Valentino Rossi dan Marc Marquez.
"Tujuan saya adalah menjadi nomor satu," ujar penggemar Juventus itu kepada As.
"Saya tak ingin hanya sekali menjadi juara dunia, saya ingin menjadi juara sebanyak mungkin."