Ia kemudian membandingkan keunggulan Sirkuit Mandalika dibanding lintasan-lintasan lain di dunia.
Bagi Arief, salah satu keuntungan terbesar Mandalika adalah sifat sirkuit tersebut yang mengizinkan para pebalap lebih memaksimalkan kecepatan tunggangan mereka.
"Lintasan straight-nya hanya satu. Sepanjang 507 meter," ujar mantan Pemimpin Redaksi Tabloid BOLA ini menambahkan.
"Selebihnya flowing, para pebalap jarang rem. Sirkuit fast and flowing seperti ini biasanya disukai banyak pebalap."
"Misalnya di Assen, Belanda, hampir semua pebalap baik Superbike atau MotoGP suka dengan Assen. Begitu pula dengan Philip Island."
"Sebenarnya, Mandalika masih perlu waktu untuk disepakati sebagai sirkuit fast and flowing karena tadi (pada sesi Jumat) kecepatan rata-ratanya masih 190-an kilometer per jam."
Arief mengatakan persaingan yang terlihat antara Jonathan Rea dengan rivalnya Toprak Razgatlioglu pada sesi FP hari Jumat menunjukkan ke arah balapan yang seru.
Tak hanya itu, Mandalika dikatakan punya "faktor X" yang bakal membuat hasil balapan lebih tak tertebak.
"Salah satu ciri khas trek yang dekat pantai dan laut seperti Mandalika ini adalah angin," tutur pria yang akrab disapa Mas Kumis ini.
"Para pebalap bertahun-tahun mengeluhkan Phillip Island karena angin bisa datang dari arah apapun, baik laut atau pun lembah," ujarnya lagi.
"Faktor angin membuat para pebalap harus berdiskusi panjang hingga malam dengan para mekanik untuk meminimalisir efek angin ini."
"Mandalika juga sepertinya akan seperti itu. Yang memengaruhi pebalap pasti angin."
Arief pun mengutarakan bagian trek mana yang menurutnya akan menjadi sektor yang paling menarik.
"Tikungan 10, saya perhatikan layout-nya dan setelah melihat balapan IATC tadi," ujarnya.
"Tikungan 10 didahului oleh tikungan meliuk-liuk dari 9, 8, 7 sehingga mereka bisa dibilang tak mengerem," lanjut Arief.
"Mereka dalam kondisi fast and flowing, habis itu mereka mengerem tajam semihairpin. di situ biasanya akan ada aksi susulan-susulan dan banyak drama."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.