Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rossi Punya Teori yang Menjelaskan Ketatnya Persaingan MotoGP 2020

Kompas.com - 06/10/2020, 07:52 WIB
Benediktus Agya Pradipta,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pebalap veteran asal Italia, Valentino Rossi, memiliki teori yang bisa menjelaskan ketatnya persaingan pada MotoGP 2020.

Musim ini tak ada pebalap yang dominan di Kejuaraan Dunia MotoGP, setidaknya hingga seri kedelapan.

Hal tersebut tampak dari persaingan di papan klasemen MotoGP.

Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT) selaku pemuncak klasemen sementara hanya unggul delapan poin atas Joan Mir (Suzuki Ecstar) yang menduduki urutan kedua.

Baca Juga: VIK - THOMAS UBER TERTUNDA, HARAPAN HARUS TERJAGA

Bahkan, apabila dibandingkan dengan penghuni peringkat keempat, Andrea Dovizioso, raihan poin Quartararo juga tak berbeda jauh.

Selisih antara Quartararo dan Dovizioso hanya 24 angka walau Dovi hanya finis dua kali di podium musim ini.

Baca juga: Klasemen MotoGP Usai GP Catalunya, Quartararo Puncak, Rossi Terlempar 10 Besar

Rangkaian MotoGP 2020 juga sudah melahirkan enam juara berbeda dari delapan seri yang sudah berlangsung.

Catatan itu cukup menunjukkan betapa sengitnya persaingan pada MotoGP 2020.

Rossi selaku pebalap paling berpengalaman di kelas premier MotoGP memberikan pendapatnya terkait kondisi ini.

Dia menilai ada beberapa faktor yang membuat jalannya kompetisi MotoGP musim ini semakin sengit, salah satunya adalah soal penyeragaman teknis.

Keputusan MotoGP menunjuk pemasok tunggal untuk ban dan perangkat elektronik (ECU) terbukti sukses memangkas gap di antara tim-tim yang berlomba.

Baca juga: Keluh Kesah Valentino Rossi soal Jadwal Padat MotoGP

"Anda harus memahami mengapa kami semua bisa mempunyai jarak yang rapat, ini bisa jadi karena faktor-faktor teknis," kata Rossi seperti dilansir BolaSport.com dari Speedweek.

"Kami semua mempunyai ECU dan ban yang sama. Dulu, mungkin, pebalap pabrikan atau lima teratas mendapat sparepart yang sedikit lebih baik," imbuh dia.

Selain faktor teknis, Rossi menilai bahwa profesionalisme yang ditunjukkan pebalap-pebalap modern juga mempunyai andil cukup besar.

"Mungkin juga ini dikarenakan profesionalisme yang lebih baik, persiapan yang lebih baik dari para pebalap," ujar Rossi.

"Menurut saya, aspek ini juga sangat berbeda dengan 15 tahun lalu," tutur pebalap tim Monster Energy Yamaha tersebut. (Agung Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Reaksi Pertama Vincent Kompany Setelah Burnley Degradasi

Reaksi Pertama Vincent Kompany Setelah Burnley Degradasi

Liga Inggris
Hasil Liga Inggris: Tottenham Menang, Newcastle Imbang, Burnley Degradasi

Hasil Liga Inggris: Tottenham Menang, Newcastle Imbang, Burnley Degradasi

Liga Inggris
Prawira Bandung Kalahkan Tangerang Hawks, Singleton: Bukan Laga Indah

Prawira Bandung Kalahkan Tangerang Hawks, Singleton: Bukan Laga Indah

Sports
Opini Budi Sudarsono Soal Stok Striker yang Minim di Timnas Indonesia

Opini Budi Sudarsono Soal Stok Striker yang Minim di Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Bali United vs Persib, Teco Keluhkan Perubahan Venue Laga

Bali United vs Persib, Teco Keluhkan Perubahan Venue Laga

Liga Indonesia
Pengamat: Cetak Biru 2045 PSSI Harus Dijaga, Ambil Contoh dari Jepang

Pengamat: Cetak Biru 2045 PSSI Harus Dijaga, Ambil Contoh dari Jepang

Timnas Indonesia
Hasil Fulham Vs Man City: Gvardiol Dwigol, City Pesta ke Puncak

Hasil Fulham Vs Man City: Gvardiol Dwigol, City Pesta ke Puncak

Liga Inggris
Respons Kasus Rasialisme, PSSI Siap Bermitra dengan Meta dan Tiktok

Respons Kasus Rasialisme, PSSI Siap Bermitra dengan Meta dan Tiktok

Liga Indonesia
Como Promosi ke Serie A, Sukacita Henry, Simbol Bernama Gabrielloni

Como Promosi ke Serie A, Sukacita Henry, Simbol Bernama Gabrielloni

Liga Italia
Witan Ungkap Kondisi Usai Kepala Cedera di Laga Indonesia Vs Guinea

Witan Ungkap Kondisi Usai Kepala Cedera di Laga Indonesia Vs Guinea

Timnas Indonesia
AC Milan Vs Cagliari: Conceicao Akan Terlihat di San Siro

AC Milan Vs Cagliari: Conceicao Akan Terlihat di San Siro

Liga Italia
Como Promosi ke Serie A, Andil Bos Terkaya Indonesia, Dua Juara Dunia

Como Promosi ke Serie A, Andil Bos Terkaya Indonesia, Dua Juara Dunia

Liga Italia
Persib Bidik Juara Liga 1, Berharap Tren Angka 4 dan Tuah Runner-up

Persib Bidik Juara Liga 1, Berharap Tren Angka 4 dan Tuah Runner-up

Liga Indonesia
Man United Vs Arsenal: Hanya Ada Juara di Otak Arteta

Man United Vs Arsenal: Hanya Ada Juara di Otak Arteta

Liga Inggris
Chievo Lahir Kembali, Kisah Cinta dari Sang Legenda Sergio Pellissier

Chievo Lahir Kembali, Kisah Cinta dari Sang Legenda Sergio Pellissier

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com